REPUBLIKA.CO.ID, PARIT MALINTANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat mencatat daerah itu mengalami kerugian sekitar Rp 9,3 miliar akibat bencana alam yang terjadi selama 2019.
"Kalau ditotalkan ada sekitar 200 peristiwa bencana yang menimpa Padang Pariaman dari Januari 2019 hingga hari ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Padang Pariaman Budi Mulya, Jumat (20/12).
Ia mengatakan peristiwa bencana itu didominasi cuaca ekstrem mulai dari pohon tumbang, curah hujan tinggi, banjir, dan tanah longsor. Akibat bencana tersebut, setidaknya menimbulkan lima orang korban jiwa yang terdiri dari tiga orang hanyut dan dua orang tertimbun longsor.
Ia menyampaikan dari ratusan peristiwa tersebut terdapat tiga kecamatan yang rawan bencana yaitu di VII Koto Sungai Sariak, Sungai Limau, dan Kampung Dalam. "Tiga kecamatan itu masuk ke dalam zona merah atau rawan bencana," katanya.
Ia menyebutkan jumlah peristiwa itu hampir sama dengan tahun lalu namun jumlah kerugiannya jauh lebih besar yaitu mencapai Rp 20 miliar. Ia mengimbau warga di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan serta mempelajari tindakan yang akan dilakukan jika terjadi bencana.
"Apalagi saat ini menurut perkiraan BMKG cuaca ekstrem masih akan menimpa Padang Pariaman hingga Februari," ujarnya.
Meskipun warga sudah melakukan langkah antisipasi, lanjutnya namun pihaknya akan tetap membangun komunikasi dengan pihak pemerintahan nagari dan TNI serta kepolisian terkait informasi bencana. "Jika mendapatkan informasi maka kami langsung ke lapangan," kata dia.