REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Intan Jaya, Papua, Marten Tipagau, mengatakan masyarakat sipil meninggalkan tempat tinggalnya untuk menyelamatkan diri. Mereka merasa terancam setelah peristiwa baku tembak antara TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Sekitar 700 sampai 900 keluarga mengungsi ke gunung-gunung dan menyebar kemana-mana karena terjadi baku tembak di tiga distrik, yaitu distrik Sugapa, distrik Hitadipa dan distrik Ugimba Intan Jaya," kata Marten dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.
Menurut Marten, masyarakat mengungsi ke sejumlah tempat karena ketakutan dan menggangu aktivitas serta membuat masyarakat sipil mengalami trauma setelah peristiwa baku tembak antara TNI-Polri dan KKB tersebut. "Ini menghambat masa depan pendidikan anak-anak, menghambat ekonomi, dan mengancam keselamatan nyawa masyarakat," katanya.
Dia berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. Ia juga berharap kedamaian terwujud menjelang perayaan Natal tahun ini.
"Sebagai wakil rakyat, saya tidak mau terjadi kejadian serupa yang terjadi di Nduga. Kami mau, warga kami rayakan Natal dalam damai. Jangan nodai damai Natal dengan air mata dan darah di seluruh wilayah Intan Jaya," tegasnya.
Seperti diketahui, dua prajurit TNI dikabarkan gugur saat kontak tembak dengan KKB di Kabupaten Intan Jaya, Papua, beberapa waktu lalu. Kedua prajurit TNI itu yakni, Lettu Inf Reski Sidabutar dan Serda R Rizky.