REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan menekankan agar jajarannya selalu siap siaga menjaga ketersediaan bahan pangan.
Terlebih menyambut hari-hari besar keagamaan nasional, umumnya sejumlah bahan pangan rentan mengalami kenaikan harga. Terkait hal tersebut, Ditjen Hortikultura memastikan pasokan beberapa komoditas strategis seperti cabai aman dengan harga yang cenderung stabil.
Saat diwawancara di Kantor Ditjen Hortikultura, Jumat (20/12) Ditjen Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa harga cabai masih terkendali. “Saat ini harga cabai stabil. Tercatat di Pasar Induk Kramat Jati Harga cabai rawit merah berkisar Rp 25 - 28rb ribu per kg, cabai merah keriting Rp 20 - 22 ribu per kg dan cabai merah besar Rp 22 - 23 ribu per kg,” ujar Anton sapaan akrabnya.
Setiap bulan, lanjut Anton, jajarannya menyusun Early Warning System (EWS)) yang berfungsi sebagai alarm dalam menjaga stabilitas pasokan komoditas hortikultura termasuk cabai.“Dengan adanya EWS kita bisa melihat potensi produksi satu sampai tiga bulan kedepan, sehingga kita punya gambaran dan dapat menentukan langkah untuk stabilisasi harga, ” sambung Anton.
Berdasarkan data EWS, produksi cabai Desember hingga Januari ke depan surplus dibanding kebutuhan. "Bulan Desember 2019 cabai besar kita surplus sebesar 11.225 ton dan cabai rawit surplus sebesar 11.286 ton. sedangkan bulan Januari 2020 cabai besar surplus sebesar 14.331 ton dan cabai rawit surplus sebesar 12.602 ton," papar Anton.
Senada dengan Dirjen, Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Sukarman mengatakan bahwa pihaknya telah membagi habis staf untuk turun lapang melakukan pemantauan pasokan jelang natal dan tahun baru.
"Beberapa wilayah sentra memasuki musim panen raya seperti di Banyuwangi kurang lebih 2.200 hektare Banjarnegara 2.000 hektare, Bandung 800 hektarae, Kulon Progo panen 140 hektare untuk cabai besar. Melihat kondisi tersebut kita pikir pasokan aman dan tidak akan terjadi gejolak harga yang berarti," tutup Karman.