Sabtu 21 Dec 2019 15:34 WIB

PM Malaysia Mahathir Mohamad Tutup KL Summit 2019

KL Summit yang berlangsung selama empat hari ditutup Mahathir Mohamad

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tutup KL Summit 2019. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Lai Seng Sin
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tutup KL Summit 2019. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad mengatakan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) 2019 telah memberikan hasil nyata dalam upaya untuk membawa kemajuan dan meningkatkan keadaan umat Islam. Mahathir mengemukakan hal itu dalam sambutan penutupan pada pertemuan empat hari di Kuala Lumpur Convention Center, Sabtu (21/12).

Ia mengatakan pertemuan puncak telah menyaksikan pertukaran 18 instrumen yang sukses di berbagai bidang. Termasuk teknologi canggih, kolaborasi media, pusat keunggulan, ketahanan pangan, dan kepemimpinan pemuda dan program pertukaran.

Baca Juga

"Ada beberapa lagi yang sedang dalam proses yang dihasilkan dari diskusi selama KTT ini," kata Mahathir.

Mahathir mengatakan diskusi juga menyentuh masalah mata uang dan cara negara-negara Muslim berdagang satu sama lain. Ia menyarankan untuk mengunjungi kembali gagasan perdagangan menggunakan dinar emas dan perdagangan barter.

Dengan populasi hampir 1,8 miliar, Mahathir mengatakan mereka membentuk hampir seperempat dari total populasi manusia. Namun, mereka tidak memiliki perwakilan proporsional di semua bidang di platform global.

Mahathir juga memiliki beberapa pesan kepada mereka yang memiliki pendapat negatif tentang KL Summit. “Kami di sini bukan untuk menggantikan platform Muslim lain. Kami juga tidak bermaksud untuk membuat kategori atau kelas yang berbeda dari negara-negara Muslim atau untuk merusak yang lain," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement