REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad mengatakan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur Summit (KTT KL Summit) 2019 telah memberikan hasil nyata dalam upaya untuk membawa kemajuan dan meningkatkan keadaan umat Islam. Mahathir mengemukakan hal itu dalam sambutan penutupan pada pertemuan empat hari di Kuala Lumpur Convention Center, Sabtu (21/12).
Ia mengatakan pertemuan puncak telah menyaksikan pertukaran 18 instrumen yang sukses di berbagai bidang. Termasuk teknologi canggih, kolaborasi media, pusat keunggulan, ketahanan pangan, dan kepemimpinan pemuda dan program pertukaran.
"Ada beberapa lagi yang sedang dalam proses yang dihasilkan dari diskusi selama KTT ini," kata Mahathir.
Mahathir mengatakan diskusi juga menyentuh masalah mata uang dan cara negara-negara Muslim berdagang satu sama lain. Ia menyarankan untuk mengunjungi kembali gagasan perdagangan menggunakan dinar emas dan perdagangan barter.
Dengan populasi hampir 1,8 miliar, Mahathir mengatakan mereka membentuk hampir seperempat dari total populasi manusia. Namun, mereka tidak memiliki perwakilan proporsional di semua bidang di platform global.
Mahathir juga memiliki beberapa pesan kepada mereka yang memiliki pendapat negatif tentang KL Summit. “Kami di sini bukan untuk menggantikan platform Muslim lain. Kami juga tidak bermaksud untuk membuat kategori atau kelas yang berbeda dari negara-negara Muslim atau untuk merusak yang lain," ungkapnya.