REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terus melakukan serangkaian persiapan terkait upaya pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Upaya ini termasuk melakukan berbagai promosi dan pendekatan kepada sejumlah NOC (National Olympic Comitte) mancanegara pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari, bahkan telah melakukan serangkaian kunjungan, mulai dari NOC Jepang hingga ke kantor pusat Komite Olahraga Internasional (IOC) di Laussane, Swiss. Menurut Okto, kunjungan ke NOC Jepang terbilang cukup penting lantaran keputusan penunjukan tuan rumah Olimpiade 2032 akan diambil setelah gelaran 0limpiade 2024.
Karena itu, Olimpiade 2020 dinilai sebagai sebagai kesempatan terbesar melakukan promosi terkait rencana pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. KOI pun tidak mau buang-buang waktu dalam mematangkan strategi untuk bisa meloloskan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
''Waktu 2032 bukanlah waktu yang sebentar. Jadi harus sudah dipersiapkan dari sekarang,'' kata Raja Sapta dalam konferensi pers di Kantor KOI, Jakarta, Ahad (22/12).
Tidak hanya itu, dalam memuluskan rencana Indonesia sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032, KOI juga telah membentuk empat tim, termasuk dua tim yang akan bertugas di Olimpiade 2020.
Tim pertama akan bertugas mengawal prestasi kontingen Indonesia di Tokyo 2020. Sedangkan tim kedua bertugas untuk melakukan promosi dan komunikasi dengan NOC negara lain terkait rencana pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
''Soal tim itu, kami masih menunggu approval dari Pemerintah, dalam hal ini Kemenpora. Semakin cepat diapprove, maka makin bagus persiapannya. Selain itu, tim kedua juga akan berkoordinasi dengan kementeria terkait. Tak hanya Kemenpora, tapi juga kementerian yang berkepentingan demi prestasi dan tujuan kita di Olimpiade 2032,'' ujar Okto.
Okto menambahkan, demi bisa terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2032, KOI memiliki strategi tersendiri. ''Kami punya strategi ampuh untuk bisa menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, yaitu menjadi diri sendiri. Karena dengan menjadi diri sendiri, Indonesia bisa memberi perkembangan berbeda di dunia olahraga. Ini pun diakui oleh dunia internasional,'' kata Okto.
Okto pun mengungkapkan, dari segi infrastruktr, IOC menilai Indonesia cukup siap untuk menggelar gelaran multievent berskala internasional. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan Indonesia menggelar Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018. Tidak hanya itu, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 juga membuat Indonesia mendapatkan penilaian positif dari NOC negara-negara peserta.