REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU -- Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN bersama Nirunabi Foundation memberdayakan nelayan dan petani rumput laut di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. YBM PLN dan Nirunabi Foundation ingin meningkatkan taraf hidup nelayan dan petani melalui budi daya rumput laut.
Ketua II Bidang Pemberdayaan YBM PLN, Martono menyampaikan, ada sekitar 100 keluarga petani dan nelayan yang dibina YBM PLN dan Nirunabi Foundation. Artinya ada sekitar 400 orang di Pulau Panggang dan Pramuka yang mendapat manfaat dari program budi daya rumput laut.
"YBM PLN bersama Nirunabi membina masyarakat di sini untuk memulai lagi membibit rumput laut, agar bisa memberi tambahan penghasilan untuk memperbaiki taraf hidup mereka," kata Martono kepada Republika di Pulau Pramuka, Ahad (22/12).
Ia menyampaikan, sebelumnya YBM PLN dan Nirunabi Foundation memberikan pembiayaan kepada para nelayan dan petani untuk menanam rumput laut. Selain itu, mereka juga diedukasi, diberi bibit rumput laut, dan diberi perlengkapan untuk budi daya rumput laut.
YBM PLN juga akan mengawasi dan memantau nelayan serta petani rumput laut sambil memberikan pembinaan. Semoga di masa yang akan datang para nelayan dan petani bisa lebih baik dalam memproduksi rumput laut. Sehingga rumput laut hasil produksi mereka bisa dipasarkan secara luas.
"Supaya rumput laut yang mereka tanam bisa dipasarkan, dan hasilnya menjadi uang tambahan bagi nelayan dan petani," ujarnya.
Martono juga menyampaikan bahwa YBM PLN ingin memberikan bantuan secara berkelanjutan kepada nelayan dan petani yang sudah dibina serta dilatih. Sehingga mereka bisa memberdayakan dirinya sendiri secara mandiri.
Kedepan YBM PLN akan membantu memperkenalkan rumput laut yang diproduksi mereka kepada pembeli atau pasar. YBM PLN akan membantu mencari pasar, membuat perizinan, dan memperbaiki kualitas rumput laut. Sehingga rumput laut yang diproduksi nelayan dan petani memiliki kualitas dan daya jual yang baik.
"Pada tahap awal harapannya ke depan rumput laut bisa di jual ke Jakarta, ke depan mungkin agar bisa diekspor tapi pengepakan rumput lautnya harus bisa menarik minat wisatawan dan pembeli," ujarnya.
Di tempat yang sama, Deputi Direktur YBM PLN, Salman Al Farisi menyampaikan, pihaknya telah melakukan asesmen potensi dan tantangan budi daya rumput laut di Kepulauan Seribu. Sekitar 100 keluarga yang dibina dibagi menjadi lima kelompok. Mereka didampingi oleh para pendamping yang kompeten agar pembinaan berjalan maksimal.
Ia mengatakan, sekitar 40 hari yang lalu para nelayan dan petani rumput laut menanam bibit rumput laut. Pada Senin (23/12), mereka akan panen raya rumput laut. Salman menambahkan, hari ini juga dilakukan penyerahan lima buah sampan kepada para nelayan dan petani rumput laut.
"Sampan itu berguna untuk memanen rumput laut di area penanaman rumput laut, kita berikan lima sampan untuk lima kelompok petani rumput laut yang dibina YBM PLN dan Nirunabi," jelasnya.
Salman berharap, program ini bisa memberikan pengetahuan ke nelayan dan petani tentang cara budi daya rumput laut yang baik. Karena sejak awal YBM PLN dan Nirunabi Foundation memberikan bantuan modal, pelatihan dan pendampingan kepada mereka.
"Nanti di akhir kami akan dampingi untuk memetakan potensi pasar dari budi daya rumput laut, jadi mereka menanam dan memanen sekaligus bisa meraih penghasilan yang lebih baik," jelasnya.
Nelayan dan petani rumput laut dari Pulau Pramuka, Noval mewakili masyarakat menyampaikan terimakasih kepada YBM PLN dan Nirunabi Foundation. Sudah 40 hari para nelayan dan petani mendapat pelatihan dan pembinaan tentang budi daya rumput laut serta pengolahannya.
Para nelayan dan petani juga mendapat bantuan berupa bibit rumput laut, tali, jangkar dan pelampung. Selain itu mendapat bantuan lima buah sampan. Sebelumnya, para nelayan dan petani menanam 200 kilogram bibit rumput laut. "Kemungkinan besok (Senin) panen kalau rezekinya bagus bisa memanen 2.000 kilogram rumput laut," ujarnya.
Ia menyampaikan, sampan dari YBM PLN dan Nirunabi Foundation sangat bermanfaat untuk memanen rumput laut. Karena dalam proses panen harus menggunakan sampan kecil, jika menggunakan perahu berukuran besar bisa merusak rumput laut.
Noval juga berharap kepada YBM PLN dan Nirunabi Foundation membantu para nelayan dan petani mencari pembeli rumput laut. Supaya para nelayan dan petani bisa lebih semangat melakukan budi daya rumput laut.
"Sekarang harga rumput laut yang kering biasa kami jual sekitar Rp 4.000 per kilogram, harga rumput laut basah Rp 500 per kilogram, lumayan jadi penghasilan tambahan buat nelayan dan petani daripada melaut menangkap ikan dengan biaya yang mahal tapi belum tentu dapat ikan," ujarnya.