REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak agar pemerintah mengevaluasi total manajemen lalu lintas di jalan tol layang Jakarta Cikampek (Japek) saat libur panjang seperti libur Natal dan Tahun Baru serta libur Lebaran Idul Fitri. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi kemacetan seperti yang terjadi pada Sabtu (21/12).
"Terbukti tadi malam tol layang Jakarta Cikampek macet total selama dua jam, dan akhirnya arus lalin menuju tol layang ditutup sementara," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Ahad (22/12).
Selain itu, kata Tulus, perlu dipertimbangkan adanya emergency exit atau pintu keluar darurat. Misalnya, di KM 25, sehingga pengguna tol tidak tersandera di jalan tol selama berjam-jam.
"Ini bisa membahayakan keamanan dan keselamatan pengguna tol. Jangan sampai jalan tol layang ini menjadi produk gagal," ujarnya.
Tulus mengatakan, adanya kemacetan yang menyebabkan penutupan jalan sementara itu menunjukkan saat tol layang tersebut dibangun tidak mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Hal ini, kata Tulus, termasuk jika ada kendaraan mogok di tol layang.
"Ini bisa jadi petugas tol tidak sigap mengatasi masalah saat terjadi kendaraan mogok, dan volume 'traffic' sedang tinggi-tingginya," ujarnya.
Dengan kejadian seperti ini, kata Tulus, fungsi utama tol layang Japek untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang menjadi sia-sia.