REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI membuka layanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kawasan Rehat (rest area) Km 36A Tol Balikpapan-Samarinda. SPBU ini disediakan untuk melayani pengemudi yang kendaraannya memerlukan isi ulang bahan bakar segera.
“Sementara masih dengan SPBU Modular,” kata General Manager (GM) MOR VI, Boy J Lapian, Ahad (22/12).
SPBU Modular adalah SPBU portable atau dapat dipindah-pindah dengan cepat. Penampakan SPBU modular sama saja dengan SPBU biasa, hanya tidak dilengkapi tangki pendam untuk menampung bahan bakar minyak (BBM).
Di kawasan rehat itu, Pertamina menyediakan 2 unit dispenser atau mesin pompa dan penuang BBM. Sebagai ganti tangki pendam, ada mobil tangki berkapasitas 16.000 liter berisi Pertalite, Pertamax, dan Dexlite. Dalam kemasan barel ada Pertamax Turbo dan dalam jerrycan 20 liter dan 10 liter tersedia Pertadex, solar dengan angka cetane (titik bakar) tinggi.
"Jadi pengguna jalan tol tidak perlu khawatir. BBM tersedia di kawasan rehat ini,” lanjut Boy Lapian.
SPBU ini beroperasi 24 jam. Ada 6 operator yang bertugas bergantian. Pasokan BBM-nya berasal dari Terminal BBM Terpadu Balikpapan dan TBBM Samarinda. Menurut Boy Lapian, SPBU Modular ini dioperasikan sampai nanti pembangunan SPBU permanen selesai.
Tol Balsam beroperasi sejak Kamis 19 Desember 2019 setelah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa 17 Desember. Untuk sementara baru 60 km yang dibuka dari panjang keseluruhan 99 km. Sampai nanti ditetapkan tarif, melintas di jalan ini gratis, meskipun untuk masuk dan keluar sudah harus menggunakan uang elektronik atau e-toll.
Di kawasan rehat tempat Pertamina menaruh SPBU Modular-nya itu bangunan yang paling menonjol adalah masjid. Berada di tengah kawasan, masjid itu berkubah hijau dengan satu menara utama. Masjid ini belum memasang nama.
Tepat di awal masuk kawasan rehat, sudah ada toko swalayan Indomaret. Lalu mengikuti jalan yang melingkari masjid, ada bangunan toilet, persis di depan SPBU. Di dalam bangunan toilet, di bagian pria antara lain, berderet-deret urinoir dan 4 wastafel untuk cuci tangan.
“Tapi belum ada pengering tangan, baik yang elektronik maupun tisu,” kata Michael, warga Balikpapan yang singgah di kawasan rehat itu.