Senin 23 Dec 2019 02:21 WIB

Nelayan Pandeglang Nekat Melaut Meski Gelombang Tinggi

Nelayan terpaksa melaut demi kebutuhan ekonomi.

Sejumlah nelayan pesisir pantai Pandeglang, Banten, mewaspadai angin Barat disertai gelombang tinggi dan hujan deras yang berpotensi menimbulkan kecelakaan laut (Ilustrasi nelayan)
Foto: EPA/Hotli Simanjuntak
Sejumlah nelayan pesisir pantai Pandeglang, Banten, mewaspadai angin Barat disertai gelombang tinggi dan hujan deras yang berpotensi menimbulkan kecelakaan laut (Ilustrasi nelayan)

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sejumlah nelayan pesisir pantai Pandeglang, Banten, mewaspadai angin Barat disertai gelombang tinggi dan hujan deras yang berpotensi menimbulkan kecelakaan laut. Namun, beberapa nelayan masih tetap melaut untuk mencari ikan.

"Kami bersama teman-teman selalu mewaspadai cuaca buruk itu," kata Asep (45) seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan, Pandeglang, Ahad (22/12).

Baca Juga

Nelayan hingga kini masih melaut, namun mereka tetap mewaspadai angin Barat disertai geombang tinggi dan hujan deras. Sebab, cuaca di Perairan Labuan memasuki musim angin Barat hingga berlangsung tiga bulan ke depan.

Meski setahun lalu pesisir pantai Pandeglang diterjang gelombang tsunami, tetapi nelayan di sini tidak mengalami trauma. Namun, nelayan lebih mengutamakan kewaspadaan cuaca buruk agar tidak menimbulkan kecelakaan laut.

"Kami tetap melaut, kendati cuaca tidak bersahabat karena memiliki tanggungan ekonomi keluarga itu," katanya menjelaskan.

Menurut Asep, dirinya melaut bersama 20 nelayan lainnya dengan kapasitas kapal 15 GT dan berangkat pukul 14.00 WIB juga kembali mendarat di TPI Labuan, Senin, pukul 10.00 WIB. Saat ini, produksi tangkapan ikan melimpah, bahkan bisa mencapai 10 ton/hari. Apabila, tangkapan ikan itu sebanyak 10 ton jika harga transaksi pelelangan Rp 5000/Kg maka penghasilan nelayan Rp 50 juta.

"Kami pulang bisa membawa uang Rp 100 ribu/hari karena pendapatan hasil tangkapan itu dibagi 20 nelayan juga biaya produksi dan pemilik kapal," katanya.

Begitu juga Herman (50) seorang nelayan di TPI Carita mengaku bahwa dirinya kini tetap mewaspadai cuaca buruk karena sudah sepekan setiap sore dianda hujan deras dan ombak besar serta tiupan angin kencang. Bahkan, ia bersama nelayan sempat berlindung di karang di Perairan sekitar Gunung Rakata untuk berlindung dari gelombang tinggi dan angin kencang.

Kebanyakan nelayan pesisir Pandeglang melaut ke wilayah Gunung Rakata, Pulau Panaitan dan Pulau Penancang. Sebab, di perairan itu terdapat ikan tongkol, selar, kue, layur, kakap merah, kakap putih, gerpu dan lainnya.

"Kami tetap mewaspadai cuaca buruk guna menghindari kecelakaan," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement