REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat menjaga dan memelihara ekosistem sungai, khususnya yang ada di Jawa Timur. Menurutnya, persoalan utama sungai adalah pencemaran akibat sampah dan limbah serta pendangkalan. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap sungai layaknya tempat pembuangan sampah.
"Banyak dampak negatif jika ekosistem di sungai rusak. Jangan anggap sepele akibatnya. Mulai dari punahnya biota sungai sampai banjir. Saya minta agar tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah disungai," kata Khofifah di Surabaya, Ahad (22/12).
Khofifah mengatakan, pekerjaan rumah di Jawa Timur adalah menjaga Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo. Menurutnya, menjaga kebersihan dua sungai tersebut bukan perkara mudah, mengingat variabel-variabelnya begitu kompleks.
Khofifah mengatakan, butuh kesadaran semua pihak akan pentingnya memperbaiki ekosistem sungai. Saat ini, masyarakat cenderung berpikir jika membuang sampah di sungai adalah cara paling efektif dan praktis mengatasi masalah sampah. Padahal kenyataannya, justru berakibat fatal dan mengancam keberlangsungan ekosistem sungai dan laut.
"Kalau Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak lagi mampu menyerap atau menampung curah hujan, maka bersiaplah dengan ancaman banjir dan tanah longsor. Kalau pencemaran sungai semakin parah, maka kita pun harus bersiap kehilangan sumber air minum. Saya yakin kita semua tidak ingin ini terjadi," kata Khofifah.
Khofifah berharap, masyarakat bisa menyadari pentingnya menjaga kelesetarian sungai untuk keberlangsungan hidup. Khofifah mengungkapkan, menjaga ekosistem sungai hendaknya bisa menjadi budaya yang harus terus dibiasakan oleh setiap individu di Jatim.