Senin 23 Dec 2019 12:40 WIB

AS Waspadai 'Hadiah Natal' dari Korea Utara

'Hadiah Natal' yang dimaksud adalah kemungkinan peluncuran rudal dari Korea Utara

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
'Hadiah Natal' yang dimaksud adalah kemungkinan peluncuran rudal dari Korea Utara. Ilustrasi.
Foto: AFP
'Hadiah Natal' yang dimaksud adalah kemungkinan peluncuran rudal dari Korea Utara. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pejabat AS sedang waspada terhadap tanda-tanda yang disebut pejabat sebagai 'hadiah Natal'. 'Hadiah' yang dimaksud adalah kemungkinan peluncuran rudal dari Korea Utara dalam beberapa hari mendatang.

Peluncuran signifikan atau uji coba nuklir akan mengakhiri moratorium yang diberlakukan sendiri oleh Korea Utara atas peluncuran dan uji coba rudal. Ini juga akan menjadi pukulan besar bagi salah satu tujuan kebijakan luar negeri utama Presiden Trump untuk membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan untuk menghilangkan senjata nuklirnya.

Baca Juga

Awal bulan ini, Korea Utara melakukan apa yang para pejabat AS katakan sebagai uji mesin. Para ahli percaya itu mungkin melibatkan mesin untuk rudal jarak jauh.

"Korea Utara telah maju. Negara itu telah membangun kemampuan baru," kata Anthony Wier, seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri yang melacak pelucutan senjata nuklir untuk Komite Teman tentang Legislasi Nasional.

"Selama itu berlanjut, mereka mendapatkan kemampuan baru untuk mencoba rudal baru untuk mengancam kita dan sekutu kita dengan cara baru," jelasnya dilansir Fox News, Senin (23/12).

Korea Utara memperingatkan kemungkinan 'hadiah Natal' pada awal Desember. Negara itu mengatakan pemerintah Trump kehabisan waktu untuk negosiasi nuklir dan terserah AS untuk memilih 'hadiah Natal' apa yang didapat dari Pyongyang.

Victor Cha, seorang pakar Korea di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan peninjauan terhadap situs peluncuran yang mungkin di Korea Utara menunjukkan mereka pada dasarnya siap untuk melaksanakannya. Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan awal pekan ini bahwa AS telah mendengar semua pembicaraan tentang kemungkinan tes yang akan datang sekitar Natal.

"Saya telah menonton Semenanjung Korea selama seperempat abad sekarang. Saya akrab dengan taktik mereka, dengan gertakan mereka," katanya.

"Kita perlu serius dan duduk dan berdiskusi tentang perjanjian politik yang melucuti nuklir semenanjung. Itu adalah cara terbaik untuk maju dan bisa dibilang satu-satunya jalan ke depan jika kita akan melakukan sesuatu yang konstruktif," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement