Senin 23 Dec 2019 14:28 WIB

Ridha dengan Ketentuan Allah

Ridho dinilai sebagai keterampilan mental untuk realistis menerima kenyataan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
 Ridho dengan Ketentuan Allah. Foto: Takdir (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Ridho dengan Ketentuan Allah. Foto: Takdir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kesiapan diri sangatlah penting dalam rangka menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di dalam kehidupan ini. Sedangkan terhadap yang telah terjadi, maka sikap yang harus kita miliki adalah ridho. 

Pimpinan Majelis Ta'lim dan Zikir Baitul Muhibbin Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi mengatakan, ridho terhadap apa yang akhirnya terjadi atau ridho pada hasil akhir "Yang akhirnya kita terima setelah usaha maksimal (ikhtiar) yang kita lakukan," kata Habib Abdurrahman melalui pesan hikmahnya kepada Republika, Senin (23/13).

Habib Abdurrahman mengatakan, ridho itu adalah keterampilan mental untuk realistis menerima kenyataan. Hati menerima kenyataan, dibarengi otak dan anggota tubuh yang berikhtiar terus untuk mencapai keadaan yang lebih baik lagi.

Mengapa kita harus ridho? Karena jika kita tidak ridho pun, kejadian atau hasil itu pun tetap terjadi. Untuk itu kata Habib Abdurrahman apapun yang terjadi, maka kita harus bersikap ridho.

“Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa 'alaihissasalam: 

"Wahai Musa, siapa yang tidak ridha dengan keputusan-Ku, tidak sabar dengan ujian-Ku, dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Ku, maka hendaklah ia pergi dari  bumiku dan langiku, dan hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku.”

"Terimalah takdirmu dengan Ridho," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement