REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dan Komisaris Utama PLN Amien Sunaryadi menghadapi sejumlah tantangan. Keduanya punya tugas berat, mulai dari penyelesaian program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW), mencegah terulangnya mati listrik massal (blackout) seperti pada Agustus lalu, 100 persen rasio elektrifikasi, menjaga tarif listrik agar tetap terjangkau, pengembangan EBT untuk pembangkit hingga memberantas mafia proyek listrik.
"Tantangan terbesar yang harus dihadapi seorang Dirut PLN adalah mafia proyek kelistrikan," ujar Fahmy saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (23/12).
Fahmy menilai banyak Dirut PLN yang diduga tergoda hingga akhirnya tersandung kasus hukum karena terlibat dalam permainan mafia. Sebagai seorang Dirut PLN, kata Fahmy, Zaini harus punya komitmen dan keberanian melawan mafia proyek listrik. Pasalnya, sebagian besar Dirut PLN bukannya melawan mafia proyek, tetapi malah terseret ke dalam perburuan rente di proyek PLN sehingga harus berurusan dengan Kejaksaan Agung dan KPK.
Fahmy mengatakan peran Amien yang dibutuhkan untuk menangkal mafia listrik. Ia menyampaikan, Zaini seorang profesional yang pernah menjadi direktur dan komisaris bank sehingga masih harus belajar untuk mengelola PLN.
"Amien sebelumnya menjadi Kepala SKK Migas sangat tepat untuk menyusun ulang tata kelola sehingga memagari mafia listrik," lanjut Fahmy.
Fahmy menilai Zaini harus mendorong PLN meningkatkan pelayanan. Meski tak punya saingan, PLN tetap perlu berinovasi. Sebagai perusahaan monopoli, lanjutnya, Zaini harus bisa melakukan transformasi perubahan radikal untuk mencapai service excellence bagi konsumen dan stakeholder.
"Termasuk menyelesaikan strukturisasi anak dan cucu perusahaan menjadi holding perusahaan listrik yang lebih kredibel," kata Fahmy menambahkan.
Muhammad Nursyamsi