REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tertarik untuk membeli beras fortifikasi atau beras bervitamin produksi Bulog. Menurut Ridwan Kamil, ia membutuhkan beras tersebut untuk mencegah stunting di masyarakat Jabar. Semua ibu hamil di Jabar, harus mengonsumsi beras fortifikasi sebagai upaya pencegahan stunting tersebut.
"Ada beras Bulog yang dicampur vitamin, kami butuh untuk pencegahan stunting karena stunting dimulai sejak ibunya mengandung bukan sejak anaknya lahir. Maka akan kita pakai beras itu untuk ibu hamil," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (23/12).
Emil menilai, beras tersebut istimewa. Jadi, tak masalah walaupun harganya lebih mahal demi masa depan anak-anak Jabar.
"Karena masih ada 20 persen anak di Jabar terkena stunting," katanya.
Emil pun berharap Pemerintah Provinsi Jabar dapat menjalin kerja sama dengan Perum Bulog terkait pencegahan stunting lewat beras fortifikasi.
"Tadi sudah saya bisikin Pak Budi Waseso (Direktur Utama Perum Bulog) agar ada MoU lagi tentang pencegahan stunting oleh beras bervitamin ini," katanya.
Sementara menurut Dirut Perum Bulog Budi Waseso, beras fortifikasi dapat mencegah stunting. Karena, beras fortifikasi adalah vitamin. Bedanya dengan beras biasa, kalau masyarakat makan lalu vitaminnya dikasih tapi belum tentu terserap semua.
"Nah tapi kalau kita campur dalam produk beras jadi dengan makan beras saja dia sudah lengkap dengan vitaminnya. Sekarang sedang kita gencarkan memberikan pemahaman dulu bahwa manfaat beras fortifikasi itu apa dan salah satunya untuk menanggulangi stunting," kata dia.
Penggunaan beras fortifikasi, menurut Budi, sejalan dengan visi Presiden RI Joko Widodo, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia Maju.
Beras fortifikasi ini hak patennya milik Bulog dan nanti seluruh beras bisa dicampur dengan vitamin itu agar dimakan oleh semua masyarakat Indonesia.
"Itukan sudah jadi program Presiden SDM unggul Indonesia hebat yang sangat berhubungan dengan pangan atau beras ," katanya.