Selasa 24 Dec 2019 00:30 WIB

Ini Tugas Dirut PLN yang Baru Menurut Menteri ESDM

Salah satu yang harus dibenahi yakni ketimpangan rasio listrik Barat dan Timur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebutkan, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) baru memiliki sejumlah tugas. Salah satunya, menyelesaikan proyek 35 Ribu Megawatt (MW).

Selanjutnya, kata dia, Direktur Utama (Dirut) baru harus bisa mendistribusikan listrik ke seluruh masyarakat yang membutuhkan, termasuk ke berbagai industri.

Baca Juga

"PLN nanti akan proaktif cari pelanggan baru. Ini program efisiensi harus dilakukan, karena semakin tinggi penyerapan daya listriknya, semakin efisien pembangkit-pembangkitnya, sehingga bisa turunkan cost," jelas Arifin kepada wartawan di sela kunjungan kerja ke kantor PLN P2B Gandul, Jakarta, Senin, (23/12).

Elektronifikasi 100 persen, jelasnya, juga bagian dari tugas Dirut baru. Adapun yang sekarang, PLN akan melakukan evaluasi lagi. Sebetulnya formula elektronifikasi sudah tepat atau belum.

"Rasanya belum,  maka elektronikasi 100 persen ada koreksinya agar bisa capai betul-betul 100 persen ke seluruh masyarakat," tutur dia.

Berikutnya, ketimpangan rasio listrik antara daerah di Barat dan Timur pun masih perlu dibenahi. Direksi, menurutnya, harus memastikan pemerataan pasokan listrik.

"Dengan begitu bisa mengembangkan kegiatan masyarakat di seluruh pelosok. Termasuk jalannya industri kecil," kata Arifin.

Terkait sosok baru yang terpilih sebagai Dirut PLN, Arifin mengatakan, belum bisa berkomentar. Sebagai informasi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menunjuk Zulkifli Zaini sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Seperti diketahui, selama ini perseroan masih dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sripeni Inten Cahyani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement