Selasa 24 Dec 2019 04:30 WIB

Ribuan Kalimat Tauhid di Balik Selamatnya Bahtera Nabi Nuh

Nabi Nuh AS mengucapkan doa kalimat tauhid saat di atas bahtera.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Badai (ilustrasi)
Badai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selamatnya bahtera Nabi Nuh AS menembus banjir bandang bersama umatnya tak lepas dari doa dan keteguhan hati mereka. Bahtera tersebut meski terombang-ambing di air bah yang ganas, tak sedikit pun menenggelamkan kapalnya. 

Sayyid Muhammad Baqir al-Majlisi dalam kitabnya Hayat al-Qulub menukil pendapat Imam Ridha. Menurutnya, ketika Nabi Nuh AS berlayar dengan bahteranya, Allah SWT menurunkan wahyu: "Apabila kau (Nuh) khawatir bahtera ini akan tenggelam, maka ucapkanlah laa illaaha illaallah seribu kali. Kemudian berdoalah kepada-Ku supaya Aku menyelamatkanmu dan orang-orang yang bersamamu,".   

Baca Juga

Kemudian Nabi Nuh hendak mengikuti doa tersebut lalu menaikkan bahtera layarnya tinggi-tinggi. Angin kencang langsung menerpa bahtera tersebut dan membuatnya kembali khawatir. Angin kencang semakin menggila yang kemudian membuat Nabi Nuh tak sempat mengucapkan doa itu. 

Nabi Nuh kemudian berkata dalam bahasa Suryani: "Halooleya alfan alfan, ya mareyya utgin." Akhirnya bahtera pun tidak bergoncang-goncang lagi dan mulai berjalan normal kembali. Berkat berkata dari kalimat tadi, Nabi Nuh dan para pengikutnya selamat dari marabahaya.   

Sejak peristiwa itulah kemudian Nabi Nuh mengukir kalimat: لاَ اِلهَ اِلَّا اللهُ أَلْفَ مَرَّةٍ، ياَ رَبِّي سَلِّمْنَيْ

“Laa illaha illahu alfa marratin, ya Rabbi aslimi di cincinnya. Kalimat tersebut adalah kata versi bahasa Arab dari kalimat dalam bahasa Suryani yang beliau sebutkan ketika marabahaya datang, yang artinya: Kuucapkan laa illaha illaallah seribu kali wahai Tuhanku, selamatkan aku. 

Ketika banjir mulai reda, Nabi Nuh bersama pengikutnya membangun landasan kota dan tinggal di sana. Menjelang kematiannya di usia 2.500 tahun, malaikat maut datang ketika dia tengah duduk di bawah cahaya matahari. 

Malaikat pun berkata pada Nabi Nuh: "Salam alaika, ya Nuh,". Nabi Nuh pun membalas salam tersebut dan menanyakan maksud tujuan kedatangan itu.  

Malaikat pun menjawab: "Aku datang untuk mengambil ruhmu,". Lalu Nabi Nuh bertanya: "Bolehkah aku meminta waktu untuk beranjak ke bawah teduhan?". Malaikat pun mengiyakan Nabi Nuh.  

Kemudian, Nabi Nuh berkata lagi: "Wahai malaikat maut, rentang usiaku di dunia ini bagaikan beranjak dari bawah cahaya matahari ke naungan ini. Sekarang, silakan lakukan yang diperintahkan Tuhan,". Lalu, malaikat maut pun mengambil ruh suci dari nabi Allah yang saleh itu.   

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement