REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Polisi Selandia Baru menghentikan pencarian dua korban terakhir dari bencana gunung berapi Whakaari pada Selasa, (24/12).
Pihak berwenang telah melakukan pencarian lewat darat dan laut untuk dua mayat yang tersisa setelah letusan. Kedua korban ialah warga Australia Winona Langford, (17 tahun) dan pemandu wisata Selandia Baru, Hayden Marshall-Inman (40 tahun).
"Keputusan ini sesuai hasil pencarian di garis pantai yang luas dan pencarian udara besar-besaran dari timur Pulau Putih ke utara Cape Runaway. Sayangnya tidak ada benda penting yang ditemukan," kata polisi komandan distrik Bay of Plenty, Supt Andy McGregor dilansir dari the Guardian.
Keluarga kedua korban telah diberitahu dan polisi mengatakan mereka tetap siap untuk menanggapi jika ada informasi baru terungkap. Pada Senin, polisi mengatakan korban lain telah meninggal di rumah sakit di Auckland, sehingga jumlah korban meninggal menjadi 19 orang.
Rencananya, upacara pemakaman akan diadakan minggu depan untuk keluarga Langford. Orang tua Winona, Anthony (51 tahun), dan Kristine (45 tahun), juga meninggal dalam letusan itu. Jesse Langford (19 tahun), selamat dan telah dirawat di rumah sakit di Sydney.
Keluarga pasangan Amerika yang terluka parah akibat letusan gunung berapi pada 9 Desember telah berterima kasih pada pihak berwenang Selandia Baru. Hal itu termasuk staf medis yang merawat mereka. Matthew Urey (36 tahun) dan Lauren Urey (32 tahun), dari Richmond, Virginia, sedang berbulan madu ketika mereka terluka di Whakaari.
"Tidak ada kata-kata untuk mengungkapkan betapa mengerikannya hal ini bagi semua orang yang terlibat, tetapi kami sangat beruntung dan bersyukur bahwa meskipun Lauren dan Matt terluka parah, mereka masih bersama kami," kata pernyataan McGregor.
"Mereka mengalami kemajuan dan juga bisa diharapkan untuk sembuh, tetapi mereka berdua menghadapi jalan yang sangat sulit dan panjang untuk pemulihan," ujar McGregor.
Korban letusan lainnya ialah Chris Cozad Australia (43 tahun) dari Sydney. Cozad bepergian dengan istri dan keluarganya di kapal pesiar Ovation of the Seas. Dia meninggal di rumah sakit Concord di Sydney pada 14 Desember.
Pada saat itu polisi tidak mengkonfirmasi identitasnya, tetapi putri Cozad, Emily (19 tahun), membenarkannya di sebuah postingan Facebook.
“Saya akan selamanya menghargai setiap detik yang saya habiskan untuk bersamanya. Nilai-nilai yang telah ia tanamkan dalam diri saya dan cinta yang ia berikan kepada saya, saudara perempuan dan ibu saya,” tulisnya.
Pemakaman Cozad diadakan pada 22 Desember. Pada hari-hari setelah letusan, tentara yang mengenakan alat pernapasan khusus menyisir pulau itu dalam upaya untuk menemukan mayat-mayat tersisa. Para penyelam polisi mencari di perairan sekitar Pulau Putih.