Rabu 25 Dec 2019 00:12 WIB

Pengamat: Gibran Bak Simalakama Untuk PDIP

Jika meloloskan langgar aturan partai dan jika tidak gangu hubungan dengan Jokowi.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penentuan nasib Putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dalam kontestasi calon Wali Kota Solo dinilai bak buah simalakama untuk PDI Perjuangan. Ada harga yang harus dibayar partai tersebut untuk meloloskan maupun tidak meloloskan Gibran. 

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, atas dasar itulah partai masih belum tegas dalam menentukan nasib kelolosan Gibran sebagai calon dari PDI Perjuangan. Padahal secara administratif, Gibran tak bisa lolos karena belum menjadi kader PDIP selama tiga tahun. 

Baca Juga

"Jika meloloskan itu artinya melanggar aturan partai dan jika tidak meloloskan artinya, hubungan dengan Jokowi akan panas adem. Bagai makan buah simalakama," ujar Ujang saat dihubungi Republika, Selasa (24/12).

Gibran, Ujang menilai, masih berpeluang lolos dengan adanya restu dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Namun, kata dia, bila Mega tetap meloloskan Gibran, maka akan memberikan preseden buruk dalam kaderisasi PDI Perjuangan. 

"Menjadi yuriprudensi yang cacat di PDIP. Inilah yang sedang dipertimbangkan matang oleh Megawati. Antara meloloskan dan tidak," kata Ujang. 

Terlebih, Gibran bersaing dengan sesama tokoh PDI Perjuangan yang sudah malang melintang di Solo, Achmad Purnomo. Achmad Purnomo merupakan Wakil Wali Kota Solo.

"Jika diloloskan, artinya Megawati melukai kadernya sendiri Purnomo. Karena Purnomo merupakan kader internal yang sudah berjuang dari bawah," ujar dia. 

Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait menyebut, hingga pekan lalu, PDi perjuangan masih belum memutuskan apapun soal nasib Gibran. Proses yang diikuti Gibran, menurut dia, juga masih Konstitusional.

"Keputusan itu belum diambil sekarang masih dalam proses ya, tentu DPP akan mempertimbangkan integritas ideologi kompetensi trackchord karena Solo basis yang sangat penting bagi PDIP," kata pria yang kerap disapa Ara itu. 

Adanya dinamika di DPC PDI Perjuangan Solo, dinilai Ara sebagai hal yang wajar. Ada sejumlah pihak yang memilih mendukung Gibran, dan ada pula yang mendukung Achmad Purnomo. 

"Ya solo memang basisnya PDIP. dinamikanya agak tinggi ya wajar-wajar aja, namanya banteng ya pasti dinamis tetapi kita saling menghormati pada saat keputusan diambil tadi saya katakan kita kan ada di panggung yang sama," ujar dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement