REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi Bali hingga bulan November 2019 mencatat ada sedikitnya 1.364 rumah tangga kurang mampu belum punya aliran listrik langsung dari PLN. Perlahan, PLN akan mencari jalan keluar dari masalah ini.
"Sehingga ke depan bisa mendapatkan sambungan daya listrik langsung dari PLN. Mereka sebagian besar masih mendapatkan saluran listrik dari tetangga atau nyantol di rumah tangga terdekat," kata General Manager PT PLN Unit Induk Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa.
Ia mengajak kepada masyarakat lain peduli dengan ikut bersama-sama membantu agar bisa memiliki sambungan tersendiri. Dengan begitu, mereka pun jika punya sambungan listrik sendiri akan jauh lebih murah pembayaran per bulannya.
"Ini yang kita harapkan bagaimana caranya kita bersama-sama membantu saudara yang kurang mampu ini untuk bisa menikmati listrik sendiri. Karena apa? Pertama kalau mereka bisa menikmati listrik sendiri kalau selama ini mereka membayar bulanan misalnya membayar Rp 20 ribu pun itu pasti jauh lebih murah kalau mereka jadi pelanggan sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan PLN telah melakukan upaya pengumpulan dana secara swadaya melalui jajaran pegawainya. Namun dengan banyaknya masyarakat yang belum memiliki sambungan sendiri tentu menjadi harapan besar kepada pemerintah agar ikut memikirkan hal tersebut.
"Saat ini rumah tangga yang masih menyalurkan listrik dari tetangganya paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem, Bangli dan disusul Kabupaten Buleleng. Untuk di Karangasem saja ada 5.349 rumah tangga," katanya.
Nyoman Astawa mengatakan masalahnya untuk menjadi pelanggan PLN mereka tidak punya uang cukup. Biayanya sekitar Rp 632.500 termasuk instalasi.