Rabu 25 Dec 2019 05:33 WIB

Lembaga HAM di Saudi Kritik Persidangan Kasus Khashoggi

Persidangan kasus Khashoggi dituding meloloskan otak pembunuhan.

Rep: Puti Almas/ Red: Nashih Nashrullah
Persidangan kasus pembunuhan Khashoggi dinilai sebuah komedi belaka. Foto ilustrasi Jamal Khashoggi.
Foto: Foto : MgRol112
Persidangan kasus pembunuhan Khashoggi dinilai sebuah komedi belaka. Foto ilustrasi Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Kelompok hak asasi manusia, Saudi Prisoners of Consience, mengkritik persidangan para terdakwa dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang dinilai hanyalah seperti sebuah komedi. 

Pihaknya telah menyerukan seluruh pejabat yang menjadi otak dari pembunuhan itu untuk ditangkap, serta semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini.  

Baca Juga

“Hanya setahun lalu, intelijen Amerika Serikat (AS) menerbitkan laporan yang mengungkapkan  korespondensi antara Saud Al-Qahtani dan Mohammad bin Salman sebelum, selama, dan setelah pembunuhan Khashoggi,” ujar Saudi Prisoners of Conscience dalam sebuah cicitan di jejaring sosial Twitter, dilansir Middle East Monitor, Selasa (24/12).  

Saudi Prisoners of Conscience mengatakan fakta yang terjadi saat ini adalah Pengadilan Arab Saudi justru mengklaim bahwa pembunuhan itu terjadi tanpa perencanaan apapun sebelumnya. 

Bahkan, al-Qahtani dibebaskan dari tuduhan, menuai banyak pertanyaan apakah peradilan yang independen telah ditegakkan. 

“Jaksa penuntut juga menghambat perkembangan kasus Khashoggi sambil mengabaikan semua laporan dan audio internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut,” jelas Saudi Prisoners of Conscience lebih lanjut. 

Saudi Prisoners of Conscience juga menegaskan bahwa mengingat kurangnya langkah-langkah transparansi dalam prosedur peradilan dan upaya penuntutan yang terus menerus untuk melanggar hukum, otoritas Saudi akan terus mendikte nasib para tahanan dan membebaskan orang-orang seperti al-Qahtani dari kejahatan.   

Pengadilan Arab Saudi mengeluarkan putusan sementara pada Senin (23/12) dengan mengeksekusi lima dari 11 terdakwa. Pengadilan juga menghukum tiga terdakwa, dengan sejumlah hukuman penjara, maksimum 24 tahun dan menjatuhkan hukuman diskresi pada tiga terpidana lainnya karena tidak dinyatakan bersalah, yang berarti membebaskan mereka. 

Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengumumkan pembebasan Al-Qahtani dari Pengadilan Pidana di Ibu Kota Riyadh karena tidak ada tuntutan yang dituduhkan kepadanya. Selain itu, Asiri tidak dinyatakan bersalah dan al-Otaibi berhasil membuktikan keberadaannya di tempat lain pada saat pembunuhan Khashoggi terjadi.  

Pada Desember 2018, The Wall Street Journal mengungkapkan isi dari 11 pesan berkode yang didapatkan Badan Intelijen AS (CIA), yang telah dikirim Putra Mahkota Saudi, Mohammed kepada penasihatnya, al-Qahtani, sebelum kematian Khashoggi. Menurut surat kabar itu, Mohammed mengirim setidaknya 11 pesan ke Al-Qahtani selama beberapa jam sebelum dan setelah pembunuhan Khashoggi,   

Sebelumnya, pada Agustus 2017, Mohammed mengatakan kepada penasihatnya bahwa jika upaya untuk membujuk Khashoggi untuk kembali ke Arab Saudi tidak berhasil, maka ‘pengaturan harus dilakukan untuk membujuk dia di luar kerajaan’ yang menandakan dimulainya operasi untuk menargetkan Khashoggi.  

Pada Desember 2018, Pengadilan Turki mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Asiri dan al-Qahtani, serta membenarkan adanya bukti bahwa kedua tersangka berpartisipasi dalam percobaan pembunuhan melalui metode pembunuhan atau penyiksaan yang direncanakan sebelumnya terhadap Khashoggi.  

Tiga bulan lalu, sebuah laporan PBB yang disiapkan  Agnès Callamard, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum atau kesewenang-wenangan, mendokumentasikan keterlibatan Putra Mahkota Mohammed dalam kejahatan tersebut, mengutip bukti yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Khashoggi terbunuh, pada 2 Oktober 2018, di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, sebuah kejahatan yang mengejutkan masyarakat internasional.

Setelah 18 hari menyangkal dan saling bertentangan, Riyadh mengakui terjadinya pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat tersebut, menyusul "pertengkaran" dengan warga negara Arab Saudi. 

Sebanyak 18 orang warga Arab Saudi ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan, tanpa mengungkapkan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan apa, termasuk peran masing-masing dalam kasus pembunuhan itu secara rinci.  

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement