REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Dalam beberapa hari terakhir hingga Selasa (24/12) waktu setempat, ribuan Muslim di seluruh Ethiopia melakukan aksi demonstrasi atas pembakaran empat masjid di wilayah Amhara. Serangan masjid Jumat pekan lalu di kota Motta atau lebih dari 350 km (217 mil) utara ibu kota Addis Ababa, juga menargetkan bisnis milik Muslim.
Dilansir Aljazirah, ribuan Muslim telah menyerukan para pelaku untuk diadili. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed menyebut serangan tersebut merupakan upaya para ekstremis untuk menghancurkan sejarah toleransi dan koeksistensi agama yang kaya di negaranya.
Kerusuhan berbasis etnis baru-baru ini di beberapa bagian negara itu menargetkan bentuk isu keagamaan. Sarjana Muslim terkemuka Kamil Shemsu mengatakan kepada kantor berita Associated Press, bahwa ada aktor politik yang ingin mengadu domba satu kelompok agama dengan yang lain. Dia juga menyalahkan peran negatif aktivis dan video yang diunggah secara online.
Pejabat daerah Amhara mengatakan, pihaknya telah menangkap 15 tersangka sehubungan dengan serangan Jumat pekan lalu. Komandan polisi Jemal Mekonnen mengatakan kepada media pemerintah bahwa serangan itu dipicu oleh berita tentang kebakaran yang meletus di sebuah gereja Ortodoks beberapa hari sebelumnya.
Para pejabat regional dikritik karena tanggapan mereka yang lambat dan ketidakmampuan untuk menghentikan serangan serupa. Banyak komunitas di seluruh Ethiopia, termasuk Addis Ababa, telah dilanda aksi demonstrasi.
Sementara kekerasan etnis telah menjadi masalah terus-menerus di bawah pemerintahan Abiy. Kerusuhan baru-baru ini sebagian besar dipicu oleh isu agama.
Selama beberapa hari kekerasan di wilayah Oromia pada Oktober yang menewaskan lebih dari 80 orang, serangan terhadap masjid dan gereja-gereja Kristen Ortodoks banyak dilaporkan terjadi. Namun para analis memperingatkan bahwa konflik yang tampaknya berakar pada agama seringkali juga dibentuk oleh perselisihan tentang penggunaan lahan, etnisitas dan masalah lainnya.
Menurut sensus terkahir yang dilakukan pada 2007, Muslim membentuk sekitar sepertiga dari populasi Ethiopia sebesar 110 juta, kedua hanya untuk Kristen Ortodoks sebesar 40 persen. Namun, jumlah Muslim jauh lebih sedikit daripada di Amhara, wilayah terpadat kedua di negara itu di mana Kristen Ortodoks berjumlah lebih dari 80 persen dari total. Serangan-serangan terhadap masjid-masjid itu dikutuk oleh Gereja Ortodoks dan Dewan Tertinggi Urusan Islam Ethipia.