REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Kepolisian Sektor (Polsek) Pamulang lakukan pengamanan pada gereja di wilayah Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Pengamanan dilakukan dengan penyisiran menggunakan metal detector (pendeteksi logam).
Pemeriksaan itu pertama kali dilakukan terhadap gereja terbesar di wilayah tersebut, yakni Gereja Katolik Santo Barnabas.
Beberapa petugas melakukan penyisiran untuk memastikan keamanan gereja. Pengamanan dilakukan hingga acara keagamaan tersebut selesai.
Tampak aparat dari Polsek Pamulang menyisir seluruh area Gereja Santo Barnabas. Dua aparat berkeliling gereja tiga lantai yang mampu menampung 2.000 umat, dengan menggunakan alat deteksi metal.
Mereka menyisir sampai ke bagian detail, seperti pohon Natal, tumpukan kado hingga ke beberapa tempat yang sulit dijangkau. Hal itu dilakukan demi antisipasi bahan peledak atau benda berbahaya, dan menjaga kondusifitas ibadah.
“Pengamanan yang kami lakukan, agar saudara kita bisa menjalankan Misa kebaktian dengan tentram, aman dan merasa khusyuk dalam melaksanakan proses ibadahnya hingga selesai,” kata Kapolsek Pamulang, Kompol Hadi Supriyatna, Selasa (24/12).
Dalam proses pengamanan yang dilakukan, Hadi mengatakan telah menurunkan 21 personel untuk penjagaan gereja. “Dari aparat kepolisian ada 10 personel, kemudian rekan security internal ada sembilan orang, kemudian dari unsur TNI ada dua personel," ucapnya.
Lebih lanjut, pengamanan yang dilakukan berbagai aparat gabungan tersebut, kata Hadi, akan dilaksanakan hingga malam pergantian tahun.
Menurutnya pihaknya akan melakukan penjagaan untuk wilayah Pamulang yang memiliki kurang lebih terdapat 24 gereja, termasuk gereja kecil.
Hadi mengimbau masyarakat menjaga ketertiban demi lancarnya perayaan Natal 2019 ini. "Kepada rekan saudara kita, supaya sama-sama menjaga ketertiban keamanan dilingkungan masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Paroki Harian Gereja Katolik Santo Barnabas, Nikolaus Listya Nugroho, menambahkan, pihaknya akan menampung seluruh umat Kristiani untuk beribadah mencapai 10 ribu jamaah. "Namun, Gereja Katolik Santo ini hanya mampu menampung 2.000-an jamaah. Jadi kita bagi menjadi dua sesi, yaitu pada 24 dan 25 Desember,” kata dia.