Deutsche Welle, JAKARTA -- Komisi Eropa, Senin (23/12) malam, mendesak Jerman untuk menerima anak-anak Suriah dari kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak di Yunani. Komisi prihatin dengan situasi sulit bagi anak di bawah umur yang tidak didampingi orangtua mereka tersebut.
''Komisi tetap dalam kontak erat dengan pihak berwenang Yunani, terutama karena kekhawatiran situasi di pulau-pulau yang sangat padat dan situasi yang sangat menantang di lokasi," kata seorang juru bicara Komisi Eropa kepada kantor berita DPA.
Khususnya mengenai lebih dari 5.000 anak di bawah umur yang tidak didampingi orangtua, Komisi telah berulang kali meminta negara-negara anggota untuk memindahkan mereka dari Yunani secara sukarela. Pemindahan dilakukan dengan dana yang disediakan oleh Komisi.
Pada Oktober lalu, Yunani sudah melakukan inisiatif politik untuk tujuan pemindahan tersebut. Upaya Yunani tersebut mendapat dukungan penuh dari Komisi Eropa.
''Tapi, sejauh ini mendapat respons terbatas dari negara-negara anggota," katanya.
Ribuan anak tanpa orang tua
Permintaan itu muncul setelah Ketua Partai Hijau Jerman, Robert Habeck, meminta pemerintah Jerman untuk menjemput anak-anak tanpa pendamping dari kamp-kamp pengungsi Yunani. Habeck mengatakan kepada harian Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) bahwa anak-anak pengungsian dari Suriah itu hidup dalam kondisi yang tidak layak.
Di pulau Lesbos, Chios, Samos, Leros dan Kos saja ada hampir 2.000 anak yang tidak didampingi orangtua, menurut catatan Uni Eropa. Di seluruh Yunani, November lalu tercatat ada 5.276 anak.
Sekitar 9% dari anak-anak yang tidak didampingi orangtua itu berusia di bawah 14 tahun. Sebanyak 92% adalah laki-laki.
Yunani berulang kali meminta sesama anggota Uni Eropa untuk membantu menampung anak di bawah umur yang tidak didampingi. Namun, menurut Yunani, sejauh ini hanya satu negara yang mengindahkan seruannya.
Kelompok hak asasi Human Rights Watch (HRW) juga telah meminta negara-negara Uni Eropa membantu merelokasi anak-anak pengungsi yang tidak didampingi dan memfasilitasi penyatuan kembali anak-anak itu dengan keluarganya.
Pemerintah Jerman menuntut solusi Eropa
Uskup Agung Jerman, Kardinal Reinhard Marx mengatakan, dia bersyukur atas apa yang sudah dilakukan pemerintah Jerman hingga saat ini. Namun, pada malam Natal ini, seharusnya sesuatu dilakukan untuk membantu mengakhiri situasi yang tak tertahankan ini. Gereja Protestan di Jerman juga mengeluarkan tanggapan serupa.
Tapi Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer. menolak semua desakan itu. Ia mengatakan Jerman sudah banyak membantu Yunani.
Seehofer mengatakan bahwa langkah sendiri Jerman bisa memicu efek buruk yang tidak dapat dikontrol oleh siapa pun. Karena, langkah itu akan dimanfaatkan sindikat pedagang manusia untuk meningkatkan kegiatan mereka mendatangkan pengungsi ilegal ke Eropa.
Wakil juru bicara pemerintah Ulrike Demmer mengatakan kepada FAZ bahwa pemerintah Jerman tetap berkomitmen untuk mencari solusi Eropa ketimbang solusi nasional. Dia menegaskan keprihatinan pemerintah Jerman untuk memperbaiki situasi kehidupan semua orang di lapangan, termasuk anak-anak. ''Tetapi, solusinya adalah langkah bersama Eropa,'' katanya. hp/rzn (dpa, ap)