REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM) membantu pengamanan sejumlah gereja saat misa Natal 2019 hingga tahun baru 2020.
Ketua Bidang Organisasi DPP FPMM, Badri Tubaka, menjelaskan pengamanan itu telah menjadi agenda rutin organisasi setiap tahunnya. FPMM telah berkomitmen menjaga toleransi umat beragama di Indonesia. "Kami membantu sekitar 250 personel untuk menjaga sejumlah gereja di Jakarta," kata Tubaka di Jakarta, Rabu (25/12).
Tubaka mengatakan, pengamanan dilakukan sejak Selasa (24/12) malam berkolaborasi dengan Kepolisian, TNI dan organisasi kemasyarakatan.
Kegiatan itu sudah menjadi rutinitas sejak tahun 2011 yang diinisiasi Ketua Umum FPMM Umar Ohoitenan atau Umar Key.
“Bang Umar yang pertama kali menginisiasi agar kami bisa ikut berpartisipasi dalam pengamanan malam Natal dan malam tahun baru dan menjadikannya sebagai salah satu agenda tahunan organisasi,” kataTubaka.
FPPM sangat peduli dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Bagi organisasi ini, semua warga harus mendapat perlindungan dari ancaman tindakan kriminal agar tercipta rasa aman dalam beribadah.
Selain itu, sebagai upaya menjaga keberagaman Indonesia agar tetap utuh. Jika ada tindakan anarkis dari sejumlah orang, maka itu adalah ancaman terhadap Indonesia dan keberagaman di negara ini.
“Selain membantu Kepolisian, kami siap lahir batin menjaga agar negara ini tetap aman dan damai pada perayaan Natal dan tahun baru ini,” kata dia Tubaka.
Ketua FPMM DKI Jakarta, Safri Ayuba, mengatakan selain membantu pengamanan, organisasi juga menyebarkan ratusan spanduk sebagai ucapan Natal dan tahun baru di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Yusri Yunus, mengatakan sebanyak 1.558 gereja yang diamankan saat operasi Lilin Jaya 2019.
Khusus pengamanan gereja, kata dia, Polda Metro Jaya mengedepankan pengamanan internal yang dilakukan adalah panitia gereja tersebut. Sementara pihak Kepolisian, TNI beserta unsur pengamanan lainnya sifatnya mendampingi dan menguatkan saja.