REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah meminta Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengambil langkah-langkah penyelesaian perselisihan antardua negara. Kedua pemimpin itu bertemu di China untuk pembicaraan bilateral pertama dalam 15 bulan, Rabu (25/12).
"Korsel harus mengambil tanggung jawab dan membuat langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini," kata Abe dalam konferensi pers, dikutip dari The Guardian.
Abe meminta Korsel juga memulai langkah memulihkan hubungan kedua negara. Dia berharap, Jepang dan Korsel memulai hubungan dengan cara yang lebih sehat.
Moon mengungkapkan harapan untuk solusi awal untuk perbedaan antara Jepang dan Korsel. Dia menyatakan, kedua negara secara historis dan budaya adalah tetangga terdekat.
"Kami tidak berada dalam hubungan yang dapat memisahkan keduanya meskipun ada ketidaknyamanan untuk sementara waktu," kata Moon.
Moon dan Abe bertemu di sela-sela pertemuan puncak tiga pihak dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, di kota Chengdu. Pertemuan ini terjadi karena ketegangan mengenai perundingan denuklirisasi yang terhenti antara Korea Utara dan Amerika Serikat sebagai masalah utama.
Ketegangan antara Jepang dan Korsel menjadi yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir. Kondisi itu terjadi setelah pengadilan tertinggi Korsel memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang memberikan kompensasi kepada beberapa warganya atas kerja paksa selama pemerintahan kolonial Jepang. Jepang mengatakan masalah ini diselesaikan berdasarkan perjanjian 1965.
Setelah keputusan itu, Jepang memberlakukan pembatasan pada ekspor ke Korea Selatan dari bahan-bahan teknologi tinggi yang digunakan dalam pembuatan chips. Perselisihan akan merusak kerja sama keamanan kedua negara dengan AS. Korea Selatan pada bulan November membuat keputusan di menit terakhir untuk mempertahankan kesepakatan pembagian intelijen.