REPUBLIKA.CO.ID, PARIT MALINTANG -- Sekitar 40 persen warga Kabupaten Padang Pariamanterancam bahaya banjir, abrasi, dan tsunami. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman Budi Mulyamengatakan bahwa 11 nagari di Padang Pariaman berpotensi menghadapi tsunami dan sejumlah daerah di kabupaten itu rawan mengalami banjir dan tanah longsor.
"Sekitar 40 persen warga tinggal di sekitar aliran 11 sungai aktif di Padang Pariaman serta dekat dengan pantai," katanya di Parit Malintang, Rabu (25/12).
Ia menjelaskan bahwa saat hujan deras turun sungai-sungai di Padang Pariaman hampir selalu meluap, mengancam permukiman warga dan infrastruktur di sekitarnya. Guna mengatasi masalah itu, BPBD melakukan penghijauan untuk mencegah banjir dan abrasi pantai.
"Padang Pariaman belum memiliki shelter (tempat perlindungan) namun kita diarahkan oleh BNPB untuk mengutamakan mitigasi non-struktural atau menanam pohon," kata Budi.
Ia juga mengemukakan pentingnya edukasi mengenai mitigasi bencana bagi warga yang tinggal di kawasan pantai dan sungai. "Dan tidak kalah penting selalu waspada," ujarnya.