Kamis 26 Dec 2019 11:17 WIB

Iran Blokir Akses Internet demi Cegah Seruan Protes

Iran batasi akses internet cegah penyebaran seruan aksi protes melalui media sosial

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Puing motor yang dibakar di jalan Isfahan, Iran dalam demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Sabtu (16/11). Iran batasi akses internet cegah penyebaran seruan aksi protes melalui media sosial. Ilustrasi.
Foto: Morteza Zangane/ISNA via AP
Puing motor yang dibakar di jalan Isfahan, Iran dalam demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Sabtu (16/11). Iran batasi akses internet cegah penyebaran seruan aksi protes melalui media sosial. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Otoritas Iran telah membatasi akses internet di beberapa provinsi. Kantor berita Iran melaporkan pembatasan internet tersebut sebagai langkah untuk mencegah penyebaran seruan aksi protes melalui media sosial.

Sebelumnya, seruan untuk melakukan aksi protes telah didengungkan di media sosial. Kantor berita ILNA mengutip sumber di Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi yang mengatakan, akses internet seluler ke situs-situs di luar negeri telah diblokir oleh otoritas keamanan di provinsi Alborz, Kurdestan, dan Zanjan di Iran tengah dan barat, serta Fars di selatan.

Baca Juga

"Menurut sumber ini, ada kemungkinan bahwa lebih banyak provinsi akan terpengaruh oleh penghentian konektivitas seluler internasional," kata ILNA.

Pembatasan akses internet tersebut dikonfirmasi oleh NetBlock dalam Twitternya. "Dikonfirmasi: Bukti gangguan internet seluler di beberapa bagian #Iran... data jaringan real-time menunjukkan dua waktu berbeda dalam konektivitas pagi ini di tengah laporan pemadaman regional; insiden sedang berlangsung," ujarnya.

Namun juru bicara Kementerian Komunikasi Jamal Hadian membantah ada perintah untuk mematikan internet. “Belum ada perintah seperti itu yang dikeluarkan oleh pengadilan atau otoritas terkait lainnya. Berita Palsu sedang bekerja, " katanya di Twitter.

Kantor berita YJC melaporkan, tiga operator seluler Iran membantah mengalami gangguan internet. Pemblokiran internet mempersulit para pengunjuk rasa mengunggah video di media sosial untuk mendapatkan dukungan.

Pasukan keamanan telah siaga untuk mengantisipasi kerusuhan yang dapat memicu korban lebih banyak. Sebelumnya, pada November lalu, aksi protes di Iran menelan 1.500 korban tewas.

Protes pada awalnya dipicu oleh kenaikan harga bensin. Tetapi para demonstran dengan cepat memperluas tuntutan mereka mencakup seruan untuk kebebasan politik dan masalah lainnya. Pemerintah, yang meluncurkan tindakan keras paling berdarah terhadap demonstran dalam 40 tahun sejarah Iran, menyalahkan musuh asing karena memicu ketegangan melalui media sosial.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement