REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Warga muslim di Addis Ababa, Ethiopia di Afrika mendesak pemerintah setempat melakukan investigasi atas dibakarnya masjid dan sejumlah lahan bisnis milik Muslim menyusul terjadinya demonstrasi di negara tersebut. Mereka mengecam tindakan massa yang melakukan aksi persekusi itu.
Seperti diwartakan Anadolu Agency, Kamis (26/12) sedikitnya empat masjid dan satu gereja di Jijjiga, sebuah kota yang didominasi Muslim di wilayah timur dibakar massa. Peristiwa itu terjadi menyusul bentrokan antara komunitas Kristen dan Muslim meletus di kota Mota di negara bagian Amhara.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan pembakaran tempat-tempat ibadah merupakan tindakan ekstrimis. Menurutnya, tindakan itu tidak dapat diterima. Dia menyebut bahwa tindakan itu merupakan upaya para ekstremis untuk menghancurkan sejarah toleransi, religius dan koeksistensi agama di Ethiopia.
Menanggapi pernyataan perdana menteri tersebut, Jaksa Agung Ethiopia Berhanu Tsegaye mengatakan bahwa pemerintah akan bertindak tegas menyikapi peristiwa tersebut. Pemerintah, dia melanjutkan, akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku kerusuhan.
Meski demikian, hingga kini masih belum diketahui apkaah otoritas setempat telah melakukan investigasi terhadap kasus tersebut. Pihak berwenang di negara itu juga masih belum mengungkapkan berapa banyak tersangka yang diamankan akibat kerusuhan itu.
Dewan Tertinggi Urusan Islam Ethiopia juga menyesalkan pembakaran tempat-tempat ibadah. Mereka menyerukan agar pemerintah segera melakukan penyelidikan menyeluruh.
Hal serupa juga diutarakan Gereja Ortodoks Ethiopia. Mereka telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pembakaran pusat-pusat ibadah akibat bentrokan yang terjadi.