REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengklaim telah menyalurkan 77.564 unit untuk bantuan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) per 23 Desember 2019. Angka tersebut telah melampui target penyaluran tahun ini yang hanya dipatok 68.858 unit.
"Kami terus berupaya meningkatkan keterjangkauan kebutuhan rumah dengan menyiapkan berbagai kebijakan dan program bantuan pembiayaan perumahan kepada masyarakat berpenghasilan rendah,"kata Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Eko D Heripoerwanto, Kamis (26/12).
Selain FLPP, pemerintah mengaku juga telah menyalurkan bantuan Subsidi Selisih Bunga (SSB) untuk 99.907 unit. Namun, capaian tersebut masih belum memenuhi target yang dipatok tahun ini yaitu sebanyak 100 ribu unit.
Secara nilai dana yang sudah dikucurkan pemerintah untuk FLPP sekitar Rp7,6 triliun. Sedangkan, realisasi penyaluran dana untuk SSB sebesar Rp3,1 triliun atau masih kurang dari target yang dipatok sebesar Rp3,5 triliun.
Sementara sepanjang 2015 sampai 2018, pemerintah telah menyalurkan bantuan FLPP sebanyak 216.660 unit dan bantuan SSB sebanyak 558.848 unit. Sehinggga total penyaluran FLPP hingga saat ini tercatat sebanyak 294.314 unit dan penyaluran SSB 658.775.
"Kontribusi penyaluran pembiayaan rumah bersubsidi ini terhadap realisasi program Satu Juta Rumah pada tahun ini yaitu sebesar 15 persen," kata Eko.
Pada 2020 mendatang, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk FLPP sebesar Rp11 triliun untuk memfasilitasi 102.500 unit rumah. Sedangkan untuk SSB, pemerintah menganggarkan sebesar Rp3,8 miliar yang akan digunakan untuk pembayaran akad tahun-tahun sebelumnya.