Kamis 26 Dec 2019 14:00 WIB

Gerhana Matahari Cincin Terlihat Sempurna di Aceh

Gerhana matahari di Aceh terjadi dengan durasi dua menit.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Masyarakat Kabupaten Simeulue, Aceh, melakukan shalat Gerhana Matahari di halaman masjid Baiturrahmah, Simeulue, Aceh. Selain shalat jamaah juga bisa melihat fenomena alam.
Foto: Dok Istimewa
Masyarakat Kabupaten Simeulue, Aceh, melakukan shalat Gerhana Matahari di halaman masjid Baiturrahmah, Simeulue, Aceh. Selain shalat jamaah juga bisa melihat fenomena alam.

REPUBLIKA.CO.ID, SINABANG -- Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh  bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Simeulue melakukan pemantauan gerhana matahari cincin (GMC) di halaman Masjid Baiturrahmah, Simeulue, Aceh. Dan, fenomena alam tersebut terlihat sempurna di daerah kepulauan itu.

"Gerhana matahari cincin terlihat dengan sempurna di Simeulue Aceh dengan durasi dua menit lebih, hampir tiga menit," kata Kakanwil Kemenag Aceh, HM Daud Pakeh, didampingi tim Falakiyah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Alfirdaus Putra di lokasi pengamatan usai melaksanakan shalat Kusuf.

Baca Juga

Kakanwil menyebutkan, gerhana matahari cincin yang melintasi langit Simeulue pada pukul 11.53 menit 51 detik hingga berakhir pada pukul 11.56 menit 54 detik. Puncak gerhana matahari cincin pada pukul 11.55 menit 20 detik.

"Tadi disaksikan ribuan masyarakat melalui alat alat yang telah disiapkan. Gerhana matahari cincin di langit Aceh bisa terlihat dengan baik disini dari mulai pertama hingga selesai," katanya.

Secara umum, gerhana matahari dimulai pukul 10.07.06 WIB. Sementara gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 11.53.51 WIB. Puncak cincin pukul 11.55.20 WIB dan akhir cincin pukul 11.56.54 WIB dan akhir gerhana pukul 13.54.38 WIB.

Daud Pakeh dan Bupati Simeulue Erly Hasyim ikut melihat langsung proses terjadinya gerhana matahari tersebut menggunakan teleskop dan kacamata gerhana dengan filter ND5.

Daud Pakeh menjelaskan bahwa Kemenag Aceh menyiapkan 10 unit teleskop dan 500 kecamata untuk pengamatan gerhana matahari cincin yang terjadi pada 26 Desember 2019, bertepatan dengan peringatan 15 tahun tsunami Aceh tersebut.

"Kemenag Aceh menyediakan 10 unit teleskop dan 500 kecamata gerhana untuk mengamati fenomena ini, Peristiwa seperti ini belum tentu bisa kita lewati setiap 100 tahun sekali, makanya pada momen ini mari kita tingkatkan ibadah terhadap terjadinya fenomena alam yang berkaitan dengan ibadah umat Islam," ujar Kakanwil.

Seusai pengamatan, ribuan masyarakat yang ikut mengamati gerhana juga melaksanakan shalat Kusuf di Masjid Baiturrahmah. Masyarakat tampak berdoa, berzikir, dan membaca Alquran di lokasi pengamatan di Masjid Baiturrahmah.

"Alhamdulillah, kita bersama-sama telah menunaikan shalat Kusuf di masjid," ujar Daud Pakeh.

Shalat sunah Kusuf diimami imam masjid setempat dan khutbah oleh ahli BHR Aceh yang juga dosen Unsyiah, Dr Suhrawardi Ilyas MSc. Di lokasi, Bupati Simeulue Erly Hasyim berterima kasih kepada Kemenag Aceh yang telah memilih pulau Simeulue sebagai tempat observasi gerhana matahari cincin.

Menurut dia, Pemerintah Simeulue telah melakukan sosialisasi ke masyarakat terhadap peristiwa alam yang akan terjadi pada Desember ini.

"Dan hari ini kita melihat masyarakat sangat antusias, semoga dengan melihat kekuasaan dan keagungan Allah makin menambah keimanan dan rasa syukur kita," ujar Erly Hasyim.

Ribuan masyarakat tampak hadir memadati halaman dan masjid Baiturrahmah Sinabang Simeulue, Kamis (26/12) sejak pagi.

Ribuan masyarakat tersebut datang untuk menyaksikan langsung fenomena alam gerhana matahari cincin (GMC) yang dapat disaksikan dengan menggunakan teleskop atau kecamata khusus menggunakan filter ND5.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement