REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Purwakarta bekerja sama dengan Siloam Hospitals Purwakarta dalam pembuatan akta kelahiran. Kerja sama ini menjadi terobosan untuk membantu masyarakat Purwakarta.
Kepala Disdukcapil Purwakarta, Sulaiman Wilman, mengatakan, pihaknya menggandeng Siloam Hospitals untuk mendukung kinerja Disdukcapil. Disdukcapil ingin memberikan pelayanan terhadap warganya yang hendak langsung memiliki akta kelahiran ketika anaknya baru lahir.
"Tak hanya akta kelahiran tapi juga kami berikan kartu keluarga (KK) yang baru," katanya seperti dalam siaran persnya, Jumat (27/12).
Wilman menuturkan, untuk warga yang melahirkan di Siloam Hospitals yang hendak mengurus pembuatan akta kelahiran dan KK, hanya perlu menyiapkan dokumen. Beberapa dokumen yang harus disiapkan adalah KTP suami-istri dan KK.
"Per 1 Januari ini warga Purwakarta bisa menikmati pelayanan ini. Jadi, bisa mempermudah orang tua bayi dalam mengurus surat kelahiran," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Siloam Hospitals, dr Irwan Gandana mengaku sangat mendukung inisiasi kerjasama dari Disdukcapil Purwakarta dalam menjemput bola melayani warganya.
Menurutnya, pihak rumah sakit Siloam bersiap untuk membantu orangtua bayi dalam membuatkan akta kelahiran dan KK yang baru. "Nanti ada bayi yang lahir di sini, orangtua cukup serahkan kelengkapan surat-surat seperti KTP suami istri dan surat keterangan kelahiran juga KK. Sekitar 1 minggu akta kelahiran pun langsung jadi beserta KK yang baru dan diserahkan ke orangtua bayi gratis," tuturnya.
Untuk pelayanan akta kelahiran ini, Rumah Sakit Siloam baru bekerjasama dengan Disdukcapil Purwakarta. Namun, Irwan menyebut pihaknya tak menutup kemungkinan ke depan bisa bekerjasama dengan kabupaten/kota lainnya, seperti Karawang dan Subang.
"Kami ingin warga Purwasuka bisa merasakan pelayanan ini semua. Untuk pelayanan akta kelahiran di Purwakarta kami mulai 1 Januari," katanya seraya mengatakan data kelahiran bayi di RS Siloam per bulan mencapai 80-120 tindakan dengan 50-60 persennya warga Purwakarta.