Jumat 27 Dec 2019 13:35 WIB

Hujan Ekstrem Palembang Dipengaruhi Badai Phanfone

Hujan ekstrem di Palembang disertai angin kencang dengan kecepatan hingga 89 km/jam.

Hujan Ekstrem Palembang Dipengaruhi Badai Phanfone. Hujan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Hujan Ekstrem Palembang Dipengaruhi Badai Phanfone. Hujan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebut hujan ekstrem yang melanda Kota Palembang, Kamis (26/12) sore hingga malam dipengaruhi Badai Tropis Phanfone di Laut China Selatan. Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Bambang Beny Setiaji mengatakan secara regional adanya Badai Tropis Phanfone di Laut China Selatan menyebabkan pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah Sumsel.

"Sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan awan hujan (cumulonimbus) yang berpotensi hujan disertai petir dan angin kencang pada siang-sore hari, serta potensi hujan ringan pada malam hari yang berdurasi lama," ujar Beny, Jumat (27/12).

Baca Juga

Sedangkan secara lokal, adanya awan konvektif hitam pekat berbentuk kembang kol dalam bentuk single cumulonimbus mengakibatkan perbedaan tekanan dan suhu yang cukup signifikan antara daerah terpapar hujan dan belum terpapar hujan, sehingga menyebabkan angin kencang.

Berdasarkan observasi cuaca BMKG, hujan lebat pada Kamis sore terkategori ekstrem karena intensitas mencapai 102,6 mm, sedangkan kecepatan angin mencapai 89 km/jam. "Angin kencang paling berpotensi terjadi di wilayah dengan permukaan datar yang luas namun minim pepohonan atau tidak di dekat hutan, jadi kami mengimbau masyarakat di wilayah tersebut memperkokoh struktur bangunan rumah terutama atap serta memperbaiki drainase untuk mencegah banjir," ujar Beny.

Sementara Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori, menyebut terdapat 16 titik lebih pohon dan tower tumbang akibat hujan ekstrem pada Kamis sore di Kota Palembang.

"Kejadian pohon tumbang tercatat di Jalan Makrayu, Baliton, Talang Kerangga, Panca Usaha, Veteran, Anwar Sastro, Jaksa Agung R Suprapto, Basuki Rahmad, Tanjung Api-Api, Ahmad Yani, Pasar Palimo, Soak Sukawinatan, komplek PDAM, Kartini, PSCC, Kamboja, Museum SMB II, dan Letnan Simanjutak," jelas Ansori.

Hampir seluruh pohon tumbang menyebabkan kabel jaringan listrik terputus dan menghadang jalan, serta sebagian besar menimpa rumah dan mobil warga yang tengah melintas maupun yang terpakir di pusat perbelanjaan.

Hingga Jumat siang unsur tanggap bencana di Kota Palembang masih berjibaku memotong dahan pohon yang tumbang.

BMKG mengimbau warga berhati-hati saat berkendara pada siang dan sore, jika ingin gunakan transportasi air dan udara kami sarankan tidak mengambil waktu siang dan sore juga, sebab Desember merupakan bulan dengan curah hujan paling tinggi selama 30 tahun terakhir di Sumsel.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement