Sabtu 28 Dec 2019 21:03 WIB

BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Puncak Bogor Saat Malam Tahun Baru

Hujan disertai angin kencang dapat sebabkan pohon maupun baliho tumbang.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

BOGOR, AYOBANDUNG.COM -- Pergantian tahun baru tinggal menghitung hari. Beberapa spot wisata di Puncak telah menjadi incaran para wisatawan baik Jabodetabek maupun dari luar daerah yang ingin menghabiskan waktu liburan.

Namun Kepala Stasiun Meteorologi Citeko,  Asep Firman Ilahi mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi dalam seminggu ke depan, aktifitas Monsun Asia sedang aktif. Sementara Monsun Australia melemah di Pulau Jawa sehingga ada potensi belokan masa udara. 

Selain itu, adanya siklon tropis "Phafone" (970 hPa) di perairan sebelah barat Filipina membuat potensi perlambatan masa udara dari utara di daerah selatan, sehingga berpotensi terjadinya pertumbuhan awan konvektif pada daerah-daerah pegunungan di pulau Jawa.

"Dalam kondisi tersebut daerah pegunungan di Jawa Barat potensial terjadi cuaca ekstrem yang ditandai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang secara tiba-tiba serta sambaran kilat atau petir," ujar Asep kepada Ayobogor.com, Jumat (27/12/2019).

Asep mengatakan, periode 28-30 Desember di kawasan Puncak dan sekitarnya berpeluang hujan ada sore dan malam hari. Sementara pada 31 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020 hujan berpeluang terjadi pada siang dan malam hari.

Berdasarkan prediksi cuaca tersebut, Asep mengimbau masyarakat yang hendak mengisi liburan Natal dan Tahun Baru di Puncak agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi.

"Waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh terutama pada jalan arteri," kata Asep. 

Masyarakat juga diminta tidak berlindung di bawah pohon jika sedang terjadi hujan disertai kilat dan petir, serta menghindari wisata sungai untuk menghindari terjadi arus deras ketika hujan.

"Waspada berwisata pada daerah dengan kemiringan lereng di atas 45 derajat untuk menghindari longsor. Memperhatikan kondisi kendaraan ketika memacu kendaraan dalam keadaan hujan," kata Asep. 

Masyarakat, kata Asep, dapat memantau informasi cuaca melalui kanal-kanal informasi resmi BMKG, baik melalui media sosial, media elektronik, hotline informasi, dan media lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement