Ahad 29 Dec 2019 01:07 WIB

Guyon Gus Mus: Mahfud MD Kena Cobaan Gusti Allah

Gus Mus berguyon soal jabatan Mahfud pada Haul ke-10 Gus Dur.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar bersama Menkopolhukam Mahfud MD, Mustasyar PBNu KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, Cendikiawan Muslim Quraish Shihab, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil dan Politikus Golkar Akbar Tanjung (dari kiri) saat menghadiri Haul ke-10 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar bersama Menkopolhukam Mahfud MD, Mustasyar PBNu KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, Cendikiawan Muslim Quraish Shihab, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil dan Politikus Golkar Akbar Tanjung (dari kiri) saat menghadiri Haul ke-10 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta, Sabtu (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Mustofa Bisri alias Gus Mus mengguyon Menko Polhukam Mahfud MD pada Haul ke-10 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12). Guyonan yang disampaikan itu terkait jabatan publik yang tengah diemban Mahfud MD.

"Beliau ini kena cobaannya gusti Allah. Waktu Gus Dur jadi presiden, pertama kali saya ke Istana (Presiden), habis itu enggak pernah lagi. Semuanya mengucapkan selamat. Semuanya pakai sepatu, saya sandalan sendiri," kata Gus Mus.

Baca Juga

Melihat ada yang memakai sandal, seorang pengawal Presiden mengatakan kepada Gus Mus, "Pakai sandal pak." Lalu dibalas oleh Gus Mus, "Presidenmu dulu sandalan begini juga." Hadirin pun langsung tertawa saat mendengar cerita itu.

Gus Mus melanjutkan, ketika itu banyak orang yang mengucapkan selamat, tapi ia malah mengucapakan belasungkawa kepada Gus Dur. "Semua mengucapkan selamat. Saya bilang (ke Gus Dur), 'saya belasungkawa', saya sendiri yang mengatakan belasungkawa," tutur dia.

Setelah menyampaikan itu, pandangan Gus Mus mengarah ke Mahfud yang sedang duduk sila di belakangnya. "Ini hati-hati sampean ini. Jabatan itu ngerusak orang bila enggak kuat-kuat," katanya.

Gus Mus lalu menjelaskan bahwa Mahfud MD sebetulnya adalah kiai. Tetapi, kiai yang saat ini sedang tertutupi pangkat.

"Ini kiai tapi ketutupan pangkatnya. Lihat di social media, saya ngikuti, (Mahfud) di-bully, (dibilang) enggak ngerti dalil. Enggak ngerti dalil gimana lah orang dia Madura. (Kalau) jadi orang (dengan) pangkat, kiainya hilang. Saya sendiri juga enggak lihat lagi kalau Pak Mahfud ini kiai," tutur Gus Mus yang disambut tawa lagi oleh para hadirin.

Gus Mus menyampaikan bahwa tokoh seperti Mahfud tentu menggunakan berdasarkan dalil dalam menyampaikan sesuatu. Namun, perundungan terus saja terjadi di media sosial.

"Yang bully itu bukan imamnya tapi makmumnya. Ada yang bertanya, 'Kok follower-nya banyak. Kalau itu enggak bener kok followernya banyak'. Saya bilang, di Alquran itu, 'wa fawqo kulli bi ilmin aliim. Di atas orang yang alim itu masih ada yang alim lagi. Jadi jangan sombong. Saya tambahi sendiri, 'wa tahta kulli jaahilin jaahilun. Yang ketawa sudah paham, jadi enggak usah saya terjemahkan," ujar Gus Mus yang kembali disambut tawa.

Haul ke-10 Gus Dur dihadiri pejabat dan tokoh nasional. Di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, KH Mustofa Bisri, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, politisi senior Akbar Tanjung, Wakil Ketua Umum PBNU 2010-2015 As'ad Said Ali, Nasaruddin Umar, dan Alwi Shihab. Kalangan para pemuka lintas agama juga turut menghadiri Haul Gus Dur tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement