REPUBLIKA.CO.ID, Konflik antara kubu Wiranto dan Oesman Sapta Odang memanas (OSO). OSO telah menggelar munas secara cepat dan mendadak, tanpa mengundang Wiranto, selaku pendiri. OSO juga tak mengundang Presiden Joko Widodo.
Dalam munas itu. OSO terpilih secara aklamasi. Namun Wiranto yang merasa tak dihargai menolak hasil pertemuan tersebut. Berikut perjalanan perseteruan di Partai Hanura dalam beberapa waktu terakhir
9 Desember
Keluar surat yang ditandatangani Dewan Penasehat Subagyo HS dan Dewan Kehormatan Chairuddin Ismail yang meminta ketum Partai Oesman Sapta Odang (OSO) mundur. OSO dinilai tak memenuhi pakta integritas yang ditandatanganinya.
16 Desember
Ketua Bidang Keanggotaan DPP Partai Hanura meminta kader mendukung Ketua Dewan Pembina Wiranto menyelamatkan Hanura.
16 Desember
Hanura kubu OSO menegaskan percepatan penyelenggaraan Munas. Wiranto dan Presiden Joko Widodo tak diundang.
17 Desember
OSO Digadang sebagai calon kuat ketum Hanura.
17 Desember
Munas Hanura III resmi dibuka.
17 Desember
Hanura tegaskan tetap dukung Jokowi.
18 Desember
OSO terpilih jadi ketum Hanura secara aklamasi.
18 Desember
Wiranto mundur dari ketua Dewan Pembina. Ia merasa tak dihormati.
19 Desember
Kubu OSO menyebut mundurnya Wiranto membuat Hanura terselamatkan.