Ahad 29 Dec 2019 05:57 WIB

Syahrul Targetkan Daerah Rentan Rawan Turun 10 Persen 2020

Saat ini ada 88 kabupaten dari 946 kecamatan mengalami rentan rawan pangan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menargetkan tahun depan Kementan dapat menurunkan jumlah daerah rawan pangan di Indonesia..
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menargetkan tahun depan Kementan dapat menurunkan jumlah daerah rawan pangan di Indonesia..

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menargetkan jumlah daerah yang saat ini mengalami rentan rawan pangan bisa turun 10 persen setiap tahun. Pada tahun depan, Syahrul mengatakan bahwa Kementan akan tetap memfokuskan upaya pengentasan daerah tersebut agar memiliki ketersediaan pangan yang cukup.

Saat ini, setidaknya terdapat 88 kabupaten yang terdiri dari 946 kecamatan mengalami rentan rawan pangan. "Kita berupya setiap tahun, minimal turun 10 persen sehingga daerah itu menjadi mandiri pangan," ujarnya.

Syahrul mengakui, pekerjaan tersebut bukan hal yang mudah. Sebab, masalah kerawanan pangan sangat kompleks yang terdiri dari banyak aspek. "Tapi, dengan optimisme, kerja keras, dan semangat kolaborasi pasti bisa kita atasi," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyebut komoditas utama yang menjadi bahan pangan pokok masyarakat yakni beras. Pihaknya memastikan ke depan cadangan beras harus dihitung secara cermat dan harus tersedia. Sedikit keterlambatan dalam penyediaan akan menjadi masalah besar. "Jujur, ini pekerjaan beras bagi jajaran Kementan," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendriadi menjelaskan, Kementan menggunakan sembilan parameter baku dalam menetapkan suatu daerah berstatus rentan rawan pangan.

Pertama, yakni rasio konsumsi normatif per kapta terhadap ketersediaan pangan. Kedua, persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Ketiga, persentase rumah tangga dengan proporsi pengeluaran untuk pangan lebih dari 65 persen terhadap total pengeluaran. Keempat,  persentase rumah tangga tanpa akses listrik.

Selanjutnya yang kelima yakni rata-rata lama sekolah perempuan yang berusia lebih dari 15 tahun. Keenam, persentase rumah tangga tanpa akses air bersih. Ketujuh, rasio jumlah penduduk per tenaga kesehatan terhadap kepadatan penduduk. Kedelapan, prevalensi balita stunting. Adapun yang terakhir yakni angka harapan hidup pada saat bayi lahir.

Agung mengatakan, dari 88 daerah rentan rawan pangan itu sebagian terletak di Indonesia bagian timur. Namun, ia menegaskan, bukan berarti dalam satu daerah semua wilayahnya mengalami kerentanan.  "Ada titik (rentan rawan pangan) di 88 daerah itu. Dan perlu diketahui kita masih rentan rawan pangan, bukan sudah rawan pangan," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement