REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan bom yang menewaskan hampir 80 orang di Mogadishu, Somalia, Sabtu (28/12) waktu setempat. Guterres menyebut serangan itu sebagai kejahatan yang mengerikan.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari UN News, Guterres juga menyampaikan simpati terdalamnya kepada para korban. Dia berharap pemulihan segera bagi mereka yang terluka dalam ledakan itu.
"Sekretaris Jenderal menegaskan kembali komitmen penuh PBB untuk mendukung rakyat dan Pemerintah Somalia dalam upaya perdamaian dan pembangunan negara itu," kata juru bicara Guterres dalam sebuah pernyataan.
Pejabat tinggi kemanusiaan di Somalia juga turut mengutuk serangan itu. Wakil Perwakilan Khusus di Misi Bantuan PBB di negara itu, UNSOM, Adam Abdelmoula mencicitkan solidaritas Organisasi dengan rakyat dan pemerintah Somalia.
Sebuah bom truk meledak di pos pemeriksaan keamanan di ibu kota Somalia, Mogadishu Sabtu (28/12) pagi waktu setempat. Korban dari peristiwa itu kian bertambah, hingga kini seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, sedikitnya 79 orang meninggal dunia, dan mayoritas merupakan siswa.
Kepala polisi Somalia Jenderal Abdi Hassan Hijar menyatakan, sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah mahasiswa yang kembali ke kelas dan petugas polisi. Sedangkan 125 orang terluka dan mendapatkan perawatan medis.
Selain warga Somalia, Menteri Luar Negeri Somalia Ahmed Isse Awad menyatakan, orang Turki termasuk di antara yang meninggal dunia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun ikut mengutuk serangan itu.
Presiden Somalia Mohamed Abdullahi Mohamed mengutuk serangan tersebut. Dia menyebut serangan sebagai tindakan teror keji dan menyalahkan kelompok ekstremis al-Shabab yang terkait dengan al-Qaeda. Seperti diketahui, al-Shabaab jangkauannya telah diperluas hingga serangan mematikan di mal-mal mewah dan sekolah-sekolah di negara tetangga Kenya.