REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kementerian Perminyakan Irak mengatakan penutupan kilang minyak Nassiriya tidak akan berdampak pada operasi ekspor dan produksi minyak negara itu. Para pengunjuk rasa Irak menerobos ladang minyak Nassiriya pada Sabtu (28/12) waktu setempat.
Para pengunjuk rasa memaksa karyawan memutus aliran listrik dari stasiun kendali. Dalam pernyataannya, Ahad (29/12) kementerian minyak Iran mengatakan akan menggunakan produksi dari kilang minyak di Basra untuk menutupi hilangnya pengiriman minyak dari kilang Nassiriya.
Para pengunjuk rasa memaksa ladang minyak Nassiriya ditutup. Pengunjuk rasa Irak menuntut perbaikan sistem politik yang mereka nilai korup.
Menurut para demonstran korupsi yang dilakukan elit pemerintah membuat sebagian besar rakyat Irak terbelenggu kemiskinan. Sudah ada sekitar 450 orang tewas sejak unjuk rasa dimulai.
Namun, itu bukan pertama kalinya pengunjuk rasa Irak menutup paksa kilang minyak di negara itu. Sebelumnya, para pengunjuk rasa hanya memblokir pintu masuk kilang minyak dan pelabuhan.
Ekonomi Irak bergantung pada ekspor minyak yang menghasilkan lebih dari 90 persen pendapatan negara produsen terbesar kedua OPEC. Tidak ada perusahaan asing yang beroperasi di ladang minyak Irak.