REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Dakwah Islam (Pusdai) bekerja sama dengan Republika kembali menggelar Muhasabah di malam pergantian akhir tahun 2019, Selasa (31/12) di Masjid Pusdai. Menurut Ketua Panitia Milad Pusdai, Zulkarnain, muhasabah rutin digelar setiap pergantian akhir tahun di Pusdai sebagai refleksi dari umat islam menjelang perubahan tahun.
"Kami ingin terus menjaga dan melanjutkan tradisi yang biasa dilakukan Pusdai bersama Republika," ujar Zulkarnain kepada Republika.co.id, Ahad (29/12).
Zulkarnain menilai, muhasabah merupakan sarana dan momentum penting bagi umat islam di Jabar. Agar, semua masyarakat bisa lebih pandai melihat apa yang telah dilakukan dan menyongsong masa depan yang lebih baik.
"Kita semua, hanya sementara di dunia. Muhasabah ini harus dijadikan momentum penting berhati-hati dan mawas diri. Kalau kehidupan lenggeng itu ya di akhirat," katanya.
Makna muhasabah lainnya, kata dia, bersama-sama merenungkan potensi apa yang ada dalam dirinya untuk melangkah ke masa depan dengan memegang teguh agama. "Saya optimstis kalau semua masyarakat Jabar bermuhasabah, potensi Jabar akan semakin besar dan menjadikan Jabar provinsi maju, lahir dan batin," katanya.
Zulkarnain pun sangat senang melihat perubahan yang terjadi pada umat islam dalam menyambut malam pergantian tahun. Biasanya, mereka beramai-ramai datang ke tempat hiburan. Namun, beberapa tahun ini banyak masyarakat yang mengisi malam pergantian tahunnya dengan datang ke masjid.
Hal ini, kata dia, berawal dari pengelola yang mulai membuka masjid tak hanya untuk kegiatan ibadah rutin seperti shalat. Sehingga, banyak masjid du Jabar menggelar acara muhqsabah tak hanya Pusdai.
"Alhamdulillah, sekarang juga banyak yang berjihrah membuka masjid secara umum. Ini seperti masjid di zaman Rasulullah masjid tak hanya berfungsi ibadah tapi untuk sosial juga," paparnya.
Saat ini, kata dia, hampir semua masjid membuka diri bukan hanya untuk kegitaan tahun baru saja. Tapi mefasilitasi untuk kegiatan lainnya.
"Alhamdulillah umat islam mengisi waktu dengan ibadah dan tak hanya hura-hura," katanya.
Fenomena ini, kata dia, merupakan hal yang sangat luar biasa terjadi di Indonesia. Padahal, di Indonesia pemerintah tak melarang umat islam untuk memperingati malam tahun baru. Namun, umat semakin sadar.
"Masyarakat ilmu agamanya semakin dalam. Selain itu, ulama punselalu mengingatkan manfaat dan madharat memperingati tahun baru jadi umat semakin sadar," katanya.