REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Pelatih Wolverhampton Wanderers, Nuno Espirito Santo, kagum dengan perjuangan pemainnya melawan Liverpool dari awal sampai akhir pertandingan. Meski kalah 0-1 di Anfield, Nuno menilai timnya mengakhiri laga dengan baik. Alasannya, Wolverhampton mampu menguasai pertandingan dengan memegang bola lebih dominan dibanding tuan rumah pada babak kedua.
Wolverhampton, kata dia, menemukan keseimbangan di tiap sisi dan menciptakan peluang. Meskipun di babak pertama Liverpool tampil sangat kuat, tapi pemain Wolves tetap memberikan perlawanan, dengan menjaga fokus dan organisasi. Menurutnya, hal itu berguna untuk tetap waspada terhadap ancaman pemain Liverpool.
"Hasilnya seperti itu. Tapi penampilan tersebut membuat kami bangga," kata Nuno, dikutip dari laman resmi klub, Senin (30/12).
Ia menilai laga tersebut menjadi pertandingan sepak bola yang bagus. Nuno mengakui Anfield tempat yang berat untuk dikunjungi. "Liverpool tim yang fantastis dengan manajer yang fantastis," kata dia memuji lawan.
Pada saat yang sama, Nuno mengkritisi keputusan VAR dalam laga tersebut. Menurutnya, Liverpool merayakan gol yang tak seharusnya terjadi. Ia menilai sebelum Sadio Mane mencetak gol, bola ditahan Adam Lallana dengan tangan, padahal VAR menilai sebaliknya.
Di sisi lain, gol Pedro Neto untuk Wolverhampton justru dianulir VAR karena sebelumnya sempat terjadi offside. Nuno menilai wasit yang membuat keputusan jauh dari apa yang terjadi di lapangan. Bagi Nuno, operator VAR tak bisa merasakan jalannya dan ketegangan yang terjadi dalam pertandingan.
"Siapa yang berada di dalan pertandingan? Ketegangan aksi? Wasit," ujarnya.
Nuno mendapatkan kartu kuning atas reaksi kerasnya terhadap sang pengadil pada babak pertama.