REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Anggota parlemen Belanda yang anti-Islam, Geert Wilders, pada Sabtu (28/12) mengatakan dia telah menghidupkan kembali rencananya untuk menggelar lomba kartun Nabi Muhammad. Wilders mengeluarkan pernyataan itu lebih dari satu tahun setelah membatalkan kontes tersebut atas kekhawatiran serangan akan bermunculan di Belanda.
Dalam tulisannya di Twitter pada Sabtu, Wilders mengundang orang-orang untuk mengirimkan kartun Nabi Muhammad buatan mereka. "Kebebasan berpendapat tidak boleh dikalahkan oleh kekerasan dan fatwa Islam," tulis pemimpin partai oposisi terbesar pada parlemen Belanda itu.
Wilders pada Agustus 2018 membatalkan lomba setelah polisi menangkap seorang pria yang mengancam akan membunuhnya terkait rencana tersebut. Pada saat itu, rencana penyelenggaraan kontes kartun Nabi Muhammad juga mengundang demonstrasi besar-besaran di Pakistan.
Demonstrasi itu digelar oleh partai Islam, Tehreek-el-Labbaik, yang mendesak negara-negara Islam untuk memutus semua hubungan dengan Belanda. Menurut Islam, sosok Nabi Muhammad dilarang dituangkan dalam gambar karena dianggap bisa mengarah pada kecenderungan seperti menyembah berhala. Sebagian besar kalangan Muslim menganggap karikatur Nabi Muhammad sebagai penghinaan berat.
Pada 2005, Jyllands-Posten menerbitkan kartun-kartun Nabi Muhammad. Tindakan surat kabar Denmark itu memicu demonstrasi di berbagai negara dunia Muslim. Selain itu terjadi beberapa kali percobaan pembunuhan terhadap editor majalah atau sang pembuat kartun, Kurt Westergaard.
Sepuluh tahun kemudian, sepasang penembak garis keras menewaskan 12 orang di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris. Majalah itu juga dikenal karena menerbitkan kartun-kartun ejekan Nabi Muhammad.