REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi penyerapan beras Bulog tahun ini dapat dipastikan tidak akan mencapai target. Pasalnya, hingga penghujung Desember tahun ini, angka serapan gabah setara beras dari para petani lokal jauh dari target yang ditetapkan.
Berdasarkan realisasi penyerapan beras seperti dikuti dari situs Bulog.co.id, realisasi penyerapan beras hingga Senin (30/12) baru mencapai 1.199.324 ton. Jumlah tersebut setar 66,6 persen dari target serapan beras Bulog 2019 sebesar 1,8 juta ton.
Adapun, realisasi operasi pasar cadangan beras pemerintah (CBP) sepanjang tahun ini hanya mencapai 589.885 ton. Realisasi itu juga jauh di bawah target pemerintah sebanyak 1,48 juta ton.
Sebagaimana yang kerap dinyatakan Perum Bulog, ruang penyaluran beras Bulog pada tahun ini mengalami pengurangan sebagai imbas dari penerapan kebijakan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang mulai efektif diterapkan penuh pada September 2019.
BPNT secara langsung menghilangkan peran Bulog dalam menyiapkan Beras Sejahtera (Rastra) yang sebelumnya menjadi instrumen bantuan pangan pemerintah. Namun, di sisi lain Bulog ditugaskan untuk mengadakan CBP hingga di atas 1 juta ton dengan mekanisme pembiayaan selisih antar harga beli beras oleh Bulog dan harga jual beras ke pasar.
Jika sebelumnya, dengan anggaran Rp 2,5 triliun Bulog hanya mengadakan CBP sekitar 250 ribu hingga 300 ribu ton per tahun, maka tahun ini dengan dana yang sama pengadaan beras bisa mencapai di atas 1 juta ton. Hal itu, diakui Bulog menjadi beban operasional perusahaan.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengatakan bahwa target pengadaan beras tahun 2020 akan diturunkan menjadi 1,6 juta ton. Ia menilai, Bulog harus melakukan penyesuaian target penyerapan beras petani sesuai dengan situasi pasar beras Bulog.
"Target kita memang bisa jadi turun. Tapi kita lihat dulu kondisinya, yang penting kita bisa dapatkan dulu hilir (pasar) beras Bulog," ujarnya beberapa waktu lalu.
Buwas menuturkan, dengan pengadaan 1,6 juta ton, penyaluran beras sepanjang tahun 2020 diharapkan bisa mencapai 1,57 juta ton. Penyaluran tersebut terdiri dari distribusi cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bencana alam sebanyak 15 ribu ton, bantuan internasional 12 ribu ton, distribusi daerah 58,3 ribu ton, serta untuk operasi pasar 1,48 juta ton.