Senin 30 Dec 2019 12:35 WIB

Barata Indonesia Dilibatkan dalam Proyek Kilang Pertamina

Proyek kilang Pertamina untuk mendukung target produksi minyak 2 juta barel per hari

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Kilang Minyak
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Kilang Minyak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Keputusan Nomor : 284/MBU/11/2019 menunjuk PT Barata Indonesia (Persero) menjadi anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak milik PT Pertamina (Persero).

"Penugasan yang diterima Barata Indonesia beserta dengan beberapa perusahaan lain adalah menyelesaikan Proyek Kilang Minyak milik Pertamina yang menjadi program strategis nasional," ujar Direktur Utama Barata Indonesia F Harry Sampurno dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (30/12).

Baca Juga

Harry menyampaikan perusahaan yang menjadi anggota antara lain PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri, serta PT Tuban Petrochemical Industries. Barata Indonesia yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai koordinator klaster industri manufaktur BUMN, menjadi bagian dari proyek tersebut karena dinilai memiliki kompetensi dan juga pengalaman panjang dalam pembangunan infrastruktur di bidang minyak dan gas.

"Penugasan Barata Indonesia tersebut juga dilatarbelakangi upaya pemerintah meningkatkan persentase TKDN dalam megaproyek kilang Pertamina," lanjut Barata.

Harry mengatakan industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis seperti kilang dan industri berat lainnya sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

"Tim Percepatan pembangunan diharapkan dapat merampungkan proyek strategis nasional prioritas tersebut pada 2026 dalam rangka pencapaian produksi 2 juta barel per hari," kata Harry.

Harry menambahkan, Barata Indonesia juga beberapa kali terlibat dalam beberapa proyek di sektor migas, di antaranya LPG Spherical Tank Pulau Layang 2x1500 MT; TBBM Tegal Cap. 14600KL; RFCC Pertamina UP IV Cilacap; Hanasudin Avtur Storage Integrated System; Fuel Tank RU V Balikpapan; dan lain-lain.

Sementara di bidang komponen peralatan utama refinery Barata telah berhasil memproduksi Tanks, BFW Pre Heater, Water Cooled Condenser, LT Shift Converter, SS Clad Heat Exchanger, Decoke Drums, CCR Platforming Reactor, Separator, dan komponen peralatan lainnya.

"Barata Indonesia berharap partisipasi perusahaan dalam Proyek Strategis Nasional ini dapat mendorong daya saing industri dalam negeri sekaligus dukungan perseroan dalam rangka kemandirian energi nasional," kata Harry menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement