REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap kelompok milisi yang didukung Iran berhasil dilakukan. AS memperingatkan 'aksi tambahan' mungkin akan dilakukan untuk mempertahankan kepentingan mereka di kawasan.
Pemerintah AS mengatakan militer AS melakukan serangan udara terhadap milisi Kataib Hezbollah. Serangan itu sebagai respons atas kematian kontraktor sipil AS yang tewas dalam serangan roket di dekat pangkalan militer Irak.
Tidak lama serangan tersebut dilakukan, Presiden AS Donald Trump mengumpulkan penasihat keamanan nasionalnya di resort miliknya Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida. "Kami tidak akan diam atas tindakan Republik Islam Iran yang membahayakan laki-laki dan perempuan Amerika," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo usai rapat dengan Trump, Senin (30/12).
Pompeo, Menteri Pertahanan Mark Esper dan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley, menghadiri rapat tersebut. Di ballroom resort mewah tersebut mereka mengomentari tentang serangan udara AS di Irak dan Suriah.
"Kami membahas opsi lain yang tersedia dengannya. Saya juga akan mencatat kami akan mengambil langkah tambahan yang dibutuhkan untuk memastikan tindakan kami atas bela diri dan kami mencegah tindakan buruk lebih lanjut dari kelompok milisi atau dari Iran," kata Esper.
Sumber keamanan dan militer Irak mengatakan setidaknya ada 25 pasukan milisi yang tewas dalam serangan tersebut. Sekitar 55 pasukan milisi lainnya terluka dalam tiga serangan udara AS di Irak.
Sumber tersebut mengatakan setidaknya ada empat komandan Kataib Hezbollah yang tewas dalam serangan itu. Sumber menambahkan salah satu serangan udara AS menyasar markas kelompok milisi yang berada di dekat distrik Qaim, perbatasan dengan Suriah.
Pentagon mengatakan mereka mengincar tiga lokasi di milisi Muslim Syiah yang didukung Iran itu. Satu di Irak dan dua di Suriah. Di antaranya adalah gudang senjata dan pusat komando dan kontrol tempat kelompok tersebut merencanakan dan mengeksekusi serangan terhadap pasukan koalisi AS.
Sumber pemerintah AS yang tidak dapat menyebutkan namanya mengatakan serangan itu dilakukan pesawat jet F-15. AS menuduh Kataib Hezbollah yang melakukan serangan pada Jumat (27/12). Serangan itu membunuh seorang kontraktor sipil AS dan melukai empat tentara AS dan dua anggota keamanan Irak di dekat kota Kirkuk yang kaya minyak.
"Sebagai respons atas serangan berulang Kata'ib Hizbullah di pangkalan militer Irak yang menjadi tuan rumah pasukan koalisi Operation Inherent Resolve (OIR), pasukan AS menggelar serangan bertahan yang presisi, yang akan menurunkan kemampuan KH untuk melakukan serangan di masa depan terhadap pasukan koalisi OIR," kata kepala juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman dalam pernyataannya.