Senin 30 Dec 2019 19:46 WIB

Bank Wakaf Mikro Perlu Sambungkan Nasabah dengan Pasar

Sebagian kecil nasabah bank wakaf mikro merasa kesulitan menawarkan dagangannya.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ani Nursalikah
Bank Wakaf Mikro Perlu Sambungkan Nasabah dengan Pasar. Aktivitas di Bank Wakaf Mikro (BWM)/ilustrasi.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Bank Wakaf Mikro Perlu Sambungkan Nasabah dengan Pasar. Aktivitas di Bank Wakaf Mikro (BWM)/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih punya pekerjaan rumah terkait pengembangan bank wakaf mikro. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengakui masih terus berupaya menghubungkan nasabah bank wakaf mikro sebagai produsen dengan pasar atau konsumen.

"Ini merupakan kerja berat yang harus kita lakukan, bagaimana menghubungkan produk bank wakaf mikro dengan jaringan pemasaran," ujar Wimboh dalam peresmian bank wakaf mikro di Pondok Pesantren Salaf Apik Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Senin (30/12).

Baca Juga

 

Wimboh mengungkapkan, sebagian kecil nasabah masih merasa kesulitan menemukan pasar atau menawarkan dagangannya. Mengatasi tantangan ini, OJK mulai berkoordinasi dengan pemerintah daerah, baik di level provinsi maupun kabupaten/kota untuk mencarikan pasar yang tepat bagi nasabah bank wakaf mikro.

"Ini akan kami carikan solusinya," kata Wimboh.

Pemerintah mencatat, bank wakaf mikro telah menyalurkan pinjaman tanpa bunga sebesar Rp 34 miliar kepada 25 ribu nasabah. Angka tersebut disalurkan melalui 56 unit bank wakaf mikro yang sudah berdiri di berbagai pondok pesantren di Tanah Air. Sebagai pinjaman awal, nasabah mendapat hak pinjaman sebesar Rp 1 juta. 

OJK juga menargetkan membuka 50 unit bank wakaf mikro baru pada 2020. Semakin banyak bank wakaf mikro berdiri, diharapkan mampu meningkatkan inklusi keuangan nasional yang saat ini sudah menembus target pemerintah 75 persen.

Penghimpunan dana untuk pinjaman bank wakaf mikro dari berbagai perusahaan besar Tanah Air. Salah satunya adalah Grup Sinarmas yang ikut berkontribusi dalam pendirian 20 unit bank wakaf mikro tahun depan.

Jawa Tengah menjadi provinsi yang memiliki Bank Wakaf Mikro terbanyak di antara provinsi lainnya, yaitu 11 Bank Wakaf Mikro. Khusus bank wakaf mikro di Kaliwungu, Kendal, sebanyak 270 nasabah sudah dibina dengan nilai pembiayaan Rp 270 juta. 

"Kebanyakan merupakan kelompok masyarakat produktif dengan usaha kecil jajanan tradisional, kerajinan anyaman bambu, dan bahan makanan pokok," ujar Wimboh.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi pengembangan bank wakaf mikro. Ia sempat mewanti-wanti nasabah di Kendal untuk bijaksana dalam membelanjakan pinjaman uang dari bank wakaf mikro. Meski tanpa bunga, Jokowi meminta para nasabah benar-benar memanfaatkan pinjaman sebagai modal usaha produktif.

"Hati-hati kalau dapat pinjaman dari bank wakaf mikro agar disiplin mengangsur. Kalau disiplin, pinjaman bisa nambah ke Rp 2 juta atau Rp 3 juta sehingga usaha berkembang," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement