REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU -- Kelompok al Shabaab yang memiliki keterkaitan dengan Alqaidah mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di Mogadishu yang menewaskan sedikitnya 90 orang. Dalam sebuah pesan audio, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas pengeboman di pos pemeriksaan Ex-Control pada jam sibuk.
"Ledakan itu menargetkan konvoi pasukan Turki dan Somalia dan mereka menderita kerugian besar," ujar juru bicara al Shabaab, Ali Mohamud Rage.
Rage menuduh Turki telah mengambil semua sumber daya Somalia. Oleh karena itu, kelompok ini bersumpah terus menargetkan pasukan Turki di negara itu.
"Kami akan selalu berjuang melawan orang-orang Turki yang bekerja dengan pemerintah Turki yang murtad. Kami tidak menyerang warga Muslim Turki yang tidak bersalah," kata Rage.
Dalam beberapa tahun terakhir, Somalia telah menjadi arena persaingan militer dan diplomatik antara dua kubu, yakni Turki dan Qatar serta Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Al Shabaab sering melakukan pengeboman untuk mencoba melemahkan pemerintah pusat Somalia, yang didukung oleh pasukan penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika.
Serangan paling mematikan yang dituduhkan kepada al Shabaab adalah pada 2017, ketika sebuah bom truk meledak di sebelah sebuah tanker bahan bakar di Mogadishu. Pengeboman ini menewaskan hampir 600 orang.