Rabu 01 Jan 2020 02:03 WIB

Pesta Kembang Api Tetap Digelar di Sydney Meski Ditentang

Pesta kembang api tahun baru di Sydney ditentang karena tengah hadapi kebakaran hutan

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nur Aini
Pesta Kembang Api/Ilustrasi
Foto: dinidinidini.wordpress.com
Pesta Kembang Api/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Rencana pertunjukan kembang api untuk menyambut tahun baru di Sydney, Australia, mendapatkan tentangan dari banyak pihak. Meski mendapatkan banyak tentangan, pemerintah daerah setempat memutuskan bahwa pesta kembang api akan tetap diselenggarakan sesuai rencana.

Tekanan terhadap pemerintah daerah Sydney untuk membatalkan pertunjukan kembang api semakin menguat dalam beberapa minggu terakhir. Hal itu terkait negara bagian New South Wales yang ibu kotanya adalah Sydney sedang diterpa musibah kebakaran hutan.

Baca Juga

Tentangan terhadap rencana pertunjukan kembang api itu pertama kali dipetisikan oleh Linda McCormick melalui laman Change.org. Melalui petisi yang dimulai sejak satu bulan lalu itu, McCormick meminta agar uang yang digunakan untuk pertunjukan kembang api sebaiknya disalurkan kepada para petani dan petugas pemadam kebakaran untuk melindungi margasatwa di Australia.

McCormick menilai kembang api dapat memicu trauma pada sebagian orang karena pertunjukan ini dapat memunculkan cukup banyak asap di udara. Per Ahad lalu, petisi yang dibuat oleh McCormick telah ditandatangani lebih dari 270 ribu orang.

Wali Kota Sydney Clover Moore menyatakan tersentuh atas besarnya kepedulian dan perhatian masyarakat, khususnya terhadap masyarakat yang terdampak kebakaran hutan. Akan tetapi, Moore mengatakan pertunjukan kembang api tetap akan berlanjut sesuai rencana.

"Pertunjukan kembang api kami direncanakan sejak 15 bulan lalu dan sebagian besar biaya, yang kebanyakan dialokasikan untuk keamanan dan kebersihan, telah digunakan," kata Moore, seperti dilansir CNN.

Awal Desember, pihak penyelenggara dari kota Sydney mengatakan pembatalan pertunjukan kembang api tak akan memberi banyak manfaat bagi masyarakat yang terdampak kebakaran hutan. Sebaliknya, pembatalan justru dapat membahayakan kelangsungan bisnis di Sydney.

"Itu juga akan merusak rencana ribuan orang dari berbagai wilayah Australia dan luar negeri yang telah memesan tiket penerbangan, hotel dan restoran untuk malam tahun baru," kata tim penyelenggara dalam sebuah pernyataan resmi.

Pihak penyelenggara juga menekankan bahwa penyelenggaraan perayaan tahun baru ini tidak menutup kepedulian mereka terhadap masyarakat yang terdampak kebakaran hutan. Mereka menyatakan telah memberikan donasi sebesar 620 ribu dolar Australia untuk mendukung masyarakat dan margasatwa yang terdampak oleh kebakaran hutan dan kekeringan.

"Dan juga meminjamkan truk dan pegawai kami untuk membantu layanan darurat terkait upaya pembersihan dan pemulihan," kata pihak penyelenggara. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement