REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Iran mengutuk pernyataan Amerika Serikat (AS) yang menyalahkan Teheran atas unjuk rasa di Kedutaan Besar di Baghdad, Irak. Unjuk rasa tersebut berjalan ricuh dengan demonstran menghancurkan pos keamanan, Selasa (31/12).
"Keberanian mengejutkan para pejabat Amerika begitu banyak sehingga setelah membunuh setidaknya 25 dan melanggar kedaulatan negara dan integritas teritorial, bahwa sekarang mereka menghubungkan protes rakyat Irak terhadap tindakan kejam mereka dengan Republik Islam Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi dikutip dari Aljazirah.
Ketegangan meningkat di ibu kota Irak sejak AS menargetkan milisi yang didukung Iran Kataib Hizbullah di Irak dan Suriah pada Ahad. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 25 orang.
Pernyataan Mousavi datang setelah Presiden AS Donald Trump menuduh Iran mengatur ketegangan di sekitar kedutaan besar AS di Baghdad. Mousavi mengatakan klaim itu merupakan penghinaan bagi rakyat Irak.
"Bagaimana dan berdasarkan logika apa yang Anda harapkan agar bangsa Irak diam dalam menghadapi semua kekejaman ini?" ujar Mousavi mempertanyakan klaim Trump.
AS mengatakan telah meluncurkan serangan udara sebagai tanggapan atas serangan roket yang dituduhkan kepada Kataib Hizbullah. Serangan itu menewaskan seorang kontraktor warga negara AS di Irak utara.
"Amerika mengabaikan kebebasan bangsa Irak dan berusaha untuk kemerdekaan di satu sisi dan di sisi lain melupakan peran mereka sendiri dalam mendukung Saddam dan Daesh," kata Mousavi yang merujuk pada mantan Presiden Irak Saddam Hussein dan kelompok ISIS.
Mousavi juga memperingatkan terhadap segala reaksi sembrono dan salah yang dilakukan AS. Dia menyarankan Gedung Putih untuk mempertimbangkan kembali kebijakan destruktif di wilayah itu.
Trump berbicara dengan Perdana Menteri sementara Irak Adel Abdul Mahdi, Selasa. "Kedua pemimpin membahas masalah keamanan regional dan Presiden Trump menekankan perlunya melindungi personel dan fasilitas AS di Irak," kata pernyataan itu.
Militer AS telah mengerahkan helikopter serang untuk melindungi wilayah Kedubes AS di Bagdhad. "Kami telah mengambil tindakan perlindungan pasukan yang tepat untuk memastikan keselamatan warga Amerika dan untuk memastikan hak bela diri kami," ujar juru bicara Operation Inherent Resolve Kolonel Myles B Caggins III.