Duta Besar AS untuk Irak dan anggota staf dievakuasi dari Kedutaan Besar AS di Baghdad hari Selasa (31/12), sebelum puluhan pendukung kelompok militan Kataib Hezbollah mendobrak gerbang kedutaan dan menyerbu kompleks dan membakar ruang lobby.
Para demonstran sebelumnya menerobos pos pemeriksaan keamanan di Zona Hijau yang dijaga ketat, sambil meneriakkan yel-yel "Matilah Amerika!" dan membakar bendera AS.
Massa militan marah
Petugas keamanan di dalam gedung kedutaan menembakkan granat kejut ke arah pengunjuk rasa di luar gerbang, lalu mundur ke dalam gedung karena khawatir tentang keselamatan staf. Para demonstran yang marah menghancurkan kamera keamanan yang ada di luar.
Seorang koresponden dari Al-Hadath yang berbasis di Yordania melaporkan ada lebih dari 20 ribu orang yang akhirnya berkumpul di luar kompleks kedutaan. Perdana Menteri Irak memperingatkan pengunjuk rasa untuk menjauh dari semua kompleks kedutaan di kota Baghdad.
Ketegangan meningkat
Protes hari Selasa dipicu oleh kemarahan atas serangan udara AS di Irak dan Suriah hari Minggu (29/12) ke markas milisi Kataib Hezbollah yang didukung oleh Iran. AS menduduh kelompok itu melakukan serangan terhadap pos-pos militer AS dan menargetkan serdadu AS di Suriah dan Irak.
Serangan udara AS itu adalah langkah balasan terhadap serangan roket yang dilakukan Kataib Hezbollah Jumat lalu (27/12) di pangkalan militer Irak di Kirkuk. Seorang kontraktor pertahanan Amerika tewas dan empat serdadu AS cedera dalam serangan itu, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan. Beberapa tentara Irak juga terluka dalam serangan roket itu.
Kelompok milisi Kataib Hezbollah hari Senin (30/12) menyatakan akan membalas serangan udara AS yang telah menewaskan sekitar 25 anggotanya dan melukai puluhan lainnya.
Akhir-akhir ini ketegangan semakin meningkat di Irak dengan menguatnya pengaruh Iran yang mendukung kelompok-kelompok milisi militan. Kataib Hezbollah didukung oleh pasukan elit Garda Revolusi Iran al Quds.
hp/yp (afp, rtr, ap)