REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUII) KH Athian Ali Dai, Lc, MA, megatakan, shalat berjamaah di masjid harusnya jadi miniatur dalam membangun persatuan dan kesatuan umat.
‘’Shalat berjamaah di masjid harusnya jadi miniatur dalam kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara . Selama tujuan kita sama-sama mencari ridha Allah dan dilakukan susuai Alquran dan Sunah harusnya umat Islam bersatu,’’ kata dia saat menyampaikan tausiahnya di acara Muhasabah Akhir Tahun 2019 yang digelar Republika Perwakilan Jabar di Masjid Pusdai, Jl Diponegoro, Kota Bandung, Seasa (31/12).
Shalat berjamaah di masjid, kata KH Athian, menjadi tempat berbaurnya umat Islam, baik orang miskin, orang kaya, pejabat atau masyarakat biasa. Di dalam masjid, kata dia, semua sama dan tak mengenal pangkat dan kedudukan seseorang. Hanya ada satu tempat yang istimewa di dalam masjid yaitu untuk imam. ‘’Tempat yang istimewa di masjid hanya satu, yaitu imam. Makmum tempatnya paling setengah meter. Imam bisa tiga meter sendiri. Makmum di lantai, imam menggunakan karpet. Makmun pakai karpet, imam karpet plus sajadah,’’ ujar dia.
Untuk menempati posisi imam tersebut, lanjut KH Athian, tentulah orang yang dianggap pantas karena memiliki ilmu agama yang tinggi. Dan untuk menempati posisi imam, kata dia, tidak melalui perebutan seperti kedudukan di pemerintahan. Ia mengaku belum pernah melihat posisi imam diperebutkan.